

inNalar.com – Pada saat pesimistis hilirisasi bauksit menyeruak, sebentar lagi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bakal hadir di atas Tanah Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek pembangunan pabrik pengolah bauksit ini merupakan hasil kolaborasi antara dua emiten BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang (Antam).
Demi melanjutkan mata rantai industri bauksit dari hulu ke hilir, kedua perusahaan sepakat membentuk perusahaan patungan bernama PT Borneo Alumina Indonesia.
Dengan harapan, nilai jual bauksit mampu mengganda berkali lipat apabila diolah kembali menjadi produk alumina.
Pengerjaan proyek smelter ini terbagi menjadi dua tahapan konstruksi dengan total biaya investasi mencapai USD 1,7 miliar.
Target progres proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah ini diharap mampu kejar fase commisioning pada semester I tahun 2024.
Sementara progres pembangunan tahapan pertama diketahui sudah mulai masuki tahapan konstruksi sebesar 83,2 persen.
Bersamaan dengan itu, Inalum dan Antam juga tengah menargetkan progres Final Investment Decision (FID) teruntuk proyek lanjutan SGAR tersebut.
Sehingga meski kapasitas awal nantinya baru sebesar 1 juta ton per tahun, tidak lama setelahnya perusahaan diharap mampu produksi yang lebih besar.
Adapun capaian target pengembangan proyek SGAR tahap kedua, bakal genjot produksi alumina hingga 3 juta ton oer tahun.
Nantinya, bahan baku bauksit akan diambil dari area konsesi PT Aneka Tambang Tbk di Mempawah dan Landak yang luasnya mencapai 33.340 hektare.
Jika tidak ada aral melintang, proyek besar antara Inalum dan Antam tahap pertama ditargetkan mulai operasi pada September atau Oktober tahun ini.
Sementara untuk pengembangan SGAR tahap kedua diharap seutuhnya mampu mulai konstruksi setidaknya pada tahun 2025.
Progres proyek pabrik alumina di Mempawah ini terus didorong pemerintah guna menambah unit smelter bauksit dalam negeri yang dinilai masih sangat terbatas.
Selain itu, manfaat besar bagi negara dan daerah bakal menanti apabila Smelter Grade Alumina Refinery ini berhasil terbangun.
Di antara efek positif keberhasilan proyek ini di antaranya bakal mampu menghemat devisa negara hingga USD 200 juta.
Tentunya bagi Kalimantan Barat sendiri, keberadaan SGAR besutan Inalum dan Antam ini bakal mampu tingkatkan pendapatan daerah.
Melalui keterlapangan lowongan kerja diharapkan masyarakat Mempawah, khususnya di sekitar Desa Batu Bukit mampu meningkat kesejahteraannya.***