

inNalar.com – Drama Korea terbariu Park Hyung Sik dan Park Shin Hye yang berjudul Doctor Slump menjadi sensasi di sunia romcom ikonik.
Sejak rilis perdana di Netflix, drama medis ini secara konsisten menduduki puncak tangga global dan mempertahankan peringkat yang kuat di pasar domestik.
Hal tersebut diraih meskipun menghadapi persaingan dari liputan Piala Asia AFX.
Selain itu, terdapat drama korea lain yang sedang tayang seperti Knight Flower, Flex X Cop, Korea Khitan War, dan lainnya.
Pada tanggal 3 Februari, episode ketiga Doctor Slump tayang di Netflix.
Drama baru di JTBC mempertahankan rating rata-rata nasional sebesar 5,1 persen.
Angka tersebut dinilai konsisten dengan kinerja minggu sebelumnya.
Diperkirakan ratingnya akan meningkat dengan penayangan episode keempat pada tanggal 4 Januari 2024.
Di panggung global, Doctor Slump yang menampilkan Park Hyung Sik dan Park Shin Hye mengamankan posisi ke-9 dalam daftar 10 besar acara TV non-Inggris.
My Demon yang dibintangi oleh Song Kang dan Welcome to Samdalri yang dibintangi Ji Chang Wook terus menduduki posisi lebih tinggi.
Dilansir inNalar.com dari hindustantimes.com, Doctor Slump menceritakan kisah dua dokter, mantan rival sekolah menengah.
Mereka menjalani titik terendah dalam karier profesional mereka.
Baca Juga: Menelan Dana hingga Rp56,8 Miliar, Pembangunan Bendungan di Sabang Ini Memakan Waktu Selama 15 Tahun
Mereka adalah Yeo Jung Woo yang diperankan oleh Park Hyung Sih dan Nam Ha Neul yang diperankan oleh Park Shin Hye.
Kisah mereka beruda diawali ketika pertama kali bertemu saat masih di sekolah menengah.
Kemudian, keduanya bertemu kembali ketika Yeo Jung Woo menjadi dokter bedah plastik dan Ha Neul menjadi dokter anestesi.
Keduanya mencapai dititik terendah mereka ketika Yeo Jung-woo harus berhadapan dengan hukum karena seorang pasien meninggal di meja operasi dan Ia dituduh melakukan malapraktik.
Sementara itu, Ha Neul hampir meninggal karena mengabaikan kesehatannya karena terlalu banyak belajar hingga alami depresi.
Pertemuan tersebut membuat keduanya kembali mengenang masa mudah dan perlahan saling memberikan dukungan untuk masa sulit yang mereka hadapi.***