Diwacanakan Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Ini Pengertian Kurikulum Deep Learning dan Perbedaannya dengan Kurikulum Merdeka


inNalar.com
– Mendikdasmen Abdul Mu’ti membocorkan wacana perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Kurikulum Merdeka rencananya akan diganti dengan kurikulum baru yang disebut Deep Learning.

“Arah pembelajaran ke depan itu, saya arahkan ke namanya deep learning,” kata Abdul Mu’ti, dikutip dari Instagam @fatkoer pada Sabtu 9 Oktober 2024.

Baca Juga: Fitur Atur Limit di BRImo, Solusi Mudah Kendalikan Pengeluaran dengan Kartu Debit

Deep learning dirancang untuk memperdalam pemahaman siswa dengan metode pembelajaran yang lebih aktif dan bermakna.

Seperti apa metode pembelajaran baru tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Kurikulum Deep Learning?

Kurikulum Deep Learning bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar lebih mendalam melalui tiga pilar utama:

1. Mindful Learning

Pembelajaran yang mengajak siswa terlibat aktif melalui eksperimen, diskusi, dan eksplorasi, memfasilitasi pemahaman konsep secara mendalam.

Baca Juga: Pesisir Utara Jawa Terancam Tenggelam, Pemerintah Bangun Tanggul Raksasa Rp 164,1 Triliun

2. Meaningful Learning

Menekankan relevansi materi pelajaran dengan kehidupan nyata, membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan situasi sehari-hari, yang mendorong motivasi dan pemahaman lebih dalam.

3. Joyful Learning

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengurangi tekanan dalam belajar sambil tetap memberikan pemahaman yang bermakna.

Baca Juga: Pulau Pribadi Pertamina? Ini Dia Daratan Tersibuk Jakarta Penghasil ‘Harta Karun’ RI Senilai 13,3 Miliar USD

Pendekatan ini sejalan dengan teori pendidikan yang menunjukkan bahwa pengalaman belajar yang aktif dan relevan berperan penting dalam membangun pemahaman jangka panjang.

Kurikulum Merdeka dan Kelebihannya

Diperkenalkan pada 2020, Kurikulum Merdeka memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan siswa.

Namun, Kurikulum Merdeka terkadang dianggap terlalu fleksibel, sehingga beberapa siswa mungkin terfokus pada pengembangan proyek atau keterampilan umum, tanpa mendalami pemahaman konseptual.

Hal ini dapat menyebabkan penguasaan materi dasar yang lemah, sehingga kurang mendukung pembelajaran jangka panjang.

Baca Juga: Revitalisasi Senilai Rp 292 Miliar, Stadion Surajaya Siap Sambut Persela dengan Fasilitas Modern

Namun, Kurikulum Merdeka terkadang dianggap terlalu fleksibel, sehingga beberapa siswa mungkin terfokus pada pengembangan proyek atau keterampilan umum, tanpa mendalami pemahaman konseptual.

Sehingga dapat menyebabkan penguasaan materi dasar yang lemah, sehingga kurang mendukung pembelajaran jangka panjang.

Perbedaan Kurikulum Deep Learning dengan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka berfokus pada fleksibilitas dan keterampilan abad ke-21, sedangkan Kurikulum Deep Learning memberikan struktur yang lebih jelas dengan mengedepankan pemahaman mendalam.

Meskipun Kurikulum Deep Learning tetap mengembangkan keterampilan masa depan, kurikulum ini menyeimbangkan antara penguasaan materi dasar dan pengembangan keterampilan sehingga siswa dapat menguasai konsep-konsep penting sekaligus relevan dengan dunia nyata.

Baca Juga: Sempat Diperebutkan Dua Negara Besar, Pulau Seluas 218 Ha Ini Ternyata Milik Indonesia: Tandanya Ada di Mercusuar Ini

Implementasi Kurikulum Deep Learning bukan tanpa tantangan. Mengubah paradigma pembelajaran memerlukan persiapan di banyak aspek, termasuk pelatihan guru dan dukungan infrastruktur yang memadai.

Guru membutuhkan bimbingan khusus dalam menerapkan Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, serta dukungan infrastruktur untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ini.

Kurikulum Deep Learning hadir sebagai pendekatan yang lebih berfokus pada pendalaman materi esensial, menjembatani fleksibilitas Kurikulum Merdeka dengan struktur yang mendalam.

Baca Juga: Bermodal Rp13 Triliun, Dhoho Kediri Jadi Bandara Internasional Pertama yang Tak Sentuh APBN Sama Sekali

Dengan konsep Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning, kurikulum ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, memberikan siswa pemahaman yang lebih menyeluruh, dan menyiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.

Rekomendasi