Ditopang China, Smelter Nikel Senilai Rp40 Triliun di Sulawesi Tengah Ini Pernah Sebabkan Dua Orang Tewas, Begini Kondisinya Sekarang

inNalar.com – Smelter nikel baru milik PT GNI yang ada di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia.

Diketahui, smelter nikel yang dibangun di Morowali Utara, Sulawesi Tengah tersebut dibangun di Indonesia dengan tujuan implementasi progam hilirisasi nikel di dalam negeri.

Seperti yang diketahui saat ini, Indonesia tengah gencar-gencarnya melakukan hilirisasi nikel di dalam negeri, agar meningkatkan nilai tambah komoditas.

Baca Juga: Barcelona Kedatangan ‘Pemain Baru’ Jelang El Clasico Lawan Real Madrid di Final Piala Super Spanyol 2023-2024

Smelter nikel yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Indonesia di Morowali tersebut ternyata merupakan salah satu progam pemerintah dalam memperkuat struktur industri dalam negeri.

PT GNI sendiri sebenarnya merupakan perusahaan baja asal China (Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd).

Perusahaan tersebut menanamkan modalnya di Indonesia senilai 3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp40 triliun dengsn tujuan membangun pabrik baru di Morowali, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Berdiri Sejak 1989, Tahun Ini Emiten ACRO Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Debut Pertama Melesat Sebanyak 34 Persen

Diketahui, Perusahaan baja asal China tersebut mulai mendirikan smelter nikel baru di Morowali pada tahun 2019. 

Namun menurut informasi yang dikutip dari laman setkab, peresmian pabrik smelter itu baru dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2021 lalu.

Dalam peresmiannya, Kepala Negara Republik Indonesia itu menyinggung terkait hilirisasi yang diharapkan dapat berkembang pesat setelah adanya pabrik ini.

Baca Juga: Proyek Jembatan Terpanjang Senilai Rp500 Miliar di NTB Pengerjaannya Malah Molor, Alasannya…

Namun, pada akhir tahun 2022 lalu, Pabrik Industri Smelter di Morowali tersebut mengalami musibah kebakaran.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman web resmi Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, penyebab kebakaran pabrik adalah karena adanya unjuk rasa dari karyawan yang ditunggangi oleh provokator dari luar.

Akibatnya, bentorkan pun terjadi, dan akhirnya menyebabkan dua orang tewas mengenaskan.

Baca Juga: Pertama di Papua! RSUD Ini Punya Layanan Kateterisasi Jantung hingga Klinik Bayi Tabung, 2024 Targetkan Spesialisasi Pasang Ring Jantung

Tentu saja, tindakan anarkis yang terjadi di pabrik smelter nikel Morowali, Sulawesi Tengah tersebut merugikan perusahaan yang sangat besar.

Setelah kejadian itu, akhirnya pihak pabrik memutuskan untuk menghentikan operasional pabrik selama dua hari.

Setelah masa pemulihan, akhirnya pabrik milik PT GNI China tersebut mulai bangkit kembali. Beberapa usaha dan tindakan perbaikan fasilitas dilakukan.

Baca Juga: Terobosan Terbaru! PLN Sulap Tiang Listrik di DKI Jakarta Jadi SPKLU dengan Tipe ‘Pole Mounted Charger’, Apa Itu?

Nyatanya, saat ini kondisi dari perusahaan industri smelter nikel di Mororwali tersebut perlahan membaik.

Bahkan, menurut informasi yang didapat dari laman resmi perusahaannya langsung, saat ini pabrik smelter nikel tersebut telah memberikan konstribusi positif pada perekonomian daerah.

Salah satu dampak positif terhadap keberadaan PT GNI tersebut adalah terkait perubahan yang signifikan dalam hal lapangan kerja warga Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Jadwal Liga Italia 2023-2024 Pekan Ini: Ada Duel Sengit AC Milan vs Roma, Inter Milan Bakal Ditantang Monza

PT GNI diketahui telah berhasil menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja per bulan Oktober 2023.

Diharapkan, di tahun 2024 ini peningkatan tenaga kerja yang diserap dapat mencapai angka 10.000. ***

Rekomendasi