Ditinggal Shell, Blok Masela di Maluku Tenggara Senilai USD 19,8 Miliar Dibangkitkan 3 Mitra Raksasa, Pemegang Utama Bukan Pertamina, Melainkan…

inNalar.com – Proyek pengembangan kilang minyak dan gas Blok Masela di Maluku Tenggara akhirnya bakal dibangkitan Pertamina seusai nasibnya menggantung ditinggal Shell.

Sebelumnya Proyek Blok Masela di Maluku Tenggara dikelola oleh Shell, tetapi karena dinilai kurang kompetitif pihaknya melepas 35 persen hak partisipasinya.

Berdasarkan siaran pers yang disampaikan pihak Kementerian ESDM melalui situs resminya pada Senin, 4 Desember 2023, diungkap bahwa saat ini Blok Masela di Maluku Tenggara dipegang oleh 3 mitra raksasa.

Ketiga mitra tersebut terdiri dari Inpex Masela Ltd yang dalam hal ini kedudukannya sekaligus operator.

Baca Juga: 400 Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Laut Andaman Tanpa Perbekalan, Berisiko Meninggal Dunia!

Adapun kepemilikan hak partisipasinya mendominasi dalam Proyek Blok Masela, yakni sebesar 65 persen.

Selain itu, PT Pertamina Hulu Energi Masela sebesar 20 persen dan Petronas Masela Sdn. Bhd sebesar 15 persen.

Proyek migas yang menyedot anggaran hingga USD19,8 miliar ini tetap diupayakan Pemerintah guna mencapai ketahanan energi nasional.

Upaya kejelasan mitra pengembang proyek Blok Masela juga diperjuangkan Pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission 2060.

Baca Juga: Pensiunan PNS Berjaya! Resmi Gaji Dinaikkan di Tahun 2024, Golongan I Bakal Kantongi Rp 2,2 Juta?

Adapun gas alam dinilai Pemerintah dapat menjadi cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengantisipasi krisis perubahan iklim yang terjadi di masa depan.

Sebagaimana diketahui bahwa kawasan lapangan migas ini menyimpan cadangan gas sebesar 2,3 triliun standar kaki kubik.

Potensi produksinya pun mencapai 12 miliar kubik per harinya, sehingga kawasan Blok Masela di Laut Arafura ini menjadi harapan besar Indonesia dalam memperkuat basis energi nasional.

Sebagai informasi tambahan bahwa pada 28 November 2023, Pemerintah telah setuju melakukan revisi perencanaan pengembangan kawasan migas ini.

Baca Juga: 2024 Bebas Overthinking! Gaji dan Tunjangan PNS Kemenkes Psikolog Klinis Makin Makmur dengan Upah Paling Rendah Rp7,7 Juta, Tertingginya?

Pertama, Lapangan Abadi yang ada di Blok Masela akan diperkuat kembali basis perencanaan pengembangannya.

Kedua, wacana menggabungkan kegiatan Carbon Capture Storage dengan proyek-proyek yang melingkupinya.

Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menangkap gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari berbagai aktivitas proyek yang berlangsung.

Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon dioksida secara keseluruhan dengan cara menangkanya kembali.

Baca Juga: PPPK Makin Semangat Kerja, Gaji Golongan IV Tidak Lagi Peroleh Rp2 Jutaan Saja Melainkan Tembus hingga Segini

Apabila tidak ada aral melintang, Proyek Blok Masela di Maluku Tenggara ini diharapkan realisasi awal proyeknya mulai tahun 2030 mendatang.

Hal tersebut sebagaimana diungkap oleh Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.

Perlu diketahui pula bahwa total cadangan gas Lapangan Abadi sendiri sebesar 18,54 Triliun Standard Cubic Feet (TSCF).

Kapasitas produksi Lapangan Abadi juga diketahui mampu menghasilkan 1.600 Jutaan Kaki Kubik Standar per Hari.***

Rekomendasi