

inNalar.com – Satu lagi blok minyak dan gas (migas) yang kontraknya tidak diperpanjang oleh pengelola sebelumnya, yakni Blok Andaman III yang merupakan bagian dari WK Andaman.
Blok migas Andaman III ini terletak di lepas pantai Aceh dan sebelumnya dikelola oleh perusahaan asal Spanyol, Repsol.
Pada Juni 2023 lalu, perusahaan asal Spanyol tersebut mengembalikan Blok Andaman III ke negara karena memilih untuk tidak memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE).
Dilansir dari esdm.acehprov.go.id, keputusan untuk tidak memperpanjang TWE ini diambil setelah Repsol melakukan tajak pada Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu, tapi, tidak menemukan cadangan minyak dan gas disana atau dry hole.
Adapun Sumur Rencong-1X tersebut berada di kedalaman 1.100 meter dan berjarak sekitar 42 km dari lepas pantai.
Sebelumnya, blok minyak dan gas ini dikelola oleh Talisman Energy Inc, perusahaan asal Kanada, setelah menandatangani kontrak pada November 2009 silam.
Baca Juga: Ditanya Soal Ketuhanan, Begini Pandangan Konglomerat Dato Sri Tahir: Pasti Ada Masalah di Ibadahnya
Kemudian, pada 2015, Repsol mengambil alih Talisman Energy Inc dan setelahnya mengelola blok minyak dan gas di tengah laut ini.
Meskipun perusahaan asal Spanyol ini telah mundur dari blok migas Andaman III di Aceh karena tidak cadangan migas, terdapat beberapa perusahaan yang justru tertarik untuk mengelola blok minyak dan gas ini.
Salah satunya adalah perusahaan minyak dan gas asal negeri Jiran, yakni Petronas.
Petronas tertarik ingin berkolaborasi dengan Mubadala Energy dan Harbub Energy untuk melanjutkan tajak sumur eksplorasi di Blok Andaman III.
Sebelumnya, perusahaan milik negeri tetangga ini sudah mengakuisisi 49 persen hak partisipasi WK Andaman III dari Repsol Andaman B.V., anak perusahaan Repsol S.A..
Namun, meski memiliki ketertarikan, perusahaan asal negeri Jiran ini masih dalam tahap mencari partner untuk melanjutkan eksplorasi Blok Andaman III di Aceh karena risiko dari proyek ini cukup besar.
Adapun risiko yang harus dihadapi antara lain adalah kedalaman laut yang semakin dalam, biaya tinggi, serta kemungkinan jika pengeboran yang dilakukan blok migas ini tidak menghasilkan hasil, seperti yang dirasakan oleh Repsol.
Oleh karena itu, Petronas, perusahaan migas dari Malaysia, masih mencari partner kerja sama.
Setelah lepas dari Repsol, Blok Andaman III kini memiliki status sebagai open area dan dalam persiapan untuk dilelang.***