

inNalar.com – Jembatan Tamiai adalah salah satu jembatan tertua yang menghubungkan ruas Jl. Bangko, Merangin–Kerinci, Provinsi Jambi.
Jembatan yang ada di Kabupaten Kerinci ini pertama kali dibangun pada tahun 1975 serta memiliki panjang sekitar 10 meter.
Sayangnya, konstruksi jembatan penghubung ini ambrol akibat terjangan banjir dan longsor.
Hal tersebut terjadi akibat curah hujan yang begitu tinggi mengguyur daerah tersebut sehingga konstruksi jembatan pun tergerus.
Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional atau BPJN Jambi sendiri telah bergerak cepat dalam melakukan penanganan darurat atas jembatan yang rusak ini.
BPJN Jambi bekerja sama dengan PT Kerinci Merangin Hidro, pemerintah setempat, serta beberapa masyarakat untuk memperbaiki jembatan yang ambrol.
BPJN bergerak cepat dengan menurunkan tim dan alat berat agar jembatan ini kembali bisa digunakan sehingga arus lalu lintas tidak terganggu lagi.
Melansir dari Antara, Kurniawan selaku Kepala BPJN Jambi mengungkapkan bahwa kerusakan jembatan ini terjadi akibat tergerusnya oprit sehingga abutmen runtuh.
Adapun kondisi jembatan sekarang sudah selesai diperbaiki sehingga masyarakat bisa melaluinya kembali seperti semula.
Baca Juga: AC Milan Bisa Nangis! Rossoneri Potensi Gagal Datangkan Bek Murah Meriah di Bursa Transfer 2024
BPJN telah merampungkan perbaikan jembatan ini serta telah dilakukan uji coba dump truk 10 roda dengan perkiraan bebannya 20 hingga 25 ton pada Sabtu, 6 Januari 2024 lalu.
Pengerjaan jembatan ini telah dilakukan sesuai dengan targetnya sehingga jembatan ini dapat kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.
Hal ini dapat terlaksana karena kerja sama telah terjalin dengan baik dari semua pihak selama proses perbaikan jembatan berlangsung.
Kini Jembatan Tamiai dapat dilalui oleh truk dengan kapasitas hingga 25 ton karena sudah lolos dalam uji coba.
Sebelumnya, area jembatan ini ditutup oleh BPJN setempat karena masih dalam masa perbaikan.
Selama proses perbaikan ini, lalu lintas masyarakat dialihkan melalui jalan lingkar di Desa Pasar Tamiai.
Jembatan yang berusia sekitar 49 tahun ini sekarang sudah dapat dilalui oleh kendaraan.
Tentu bisa bermanfaat kembali seperti semula sehingga diharapkan dapat menghubungkan daerah yang sebelumnya terputus akibat banjir dan juga longsor di daerah ini.***