

inNalar.com – Tahukah bahwa Jawa Barat sempat memiliki Proyek Strategis Nasional (PSN) yang disebut ide brilian? Namanya adalah Inland Waterways.
Proyek ini dahulu diakui sebagai ide brilian karena itu berarti pengiriman barang logistik akan mengandalkan kanal buatan dari Cikarang – Bekasi Laut (CBL) untuk bisa menjangkau daerah.
Jika selama ini pengiriman barang lebih banyak mengandalkan kendaraan darat, sehingga banyaknya angkutan logistik berseliweran di jalan seringkali menjadi penyebab kemacetan.
Seringkali kemacetan itulah yang kemudian menyebabkan ongkos logistik membengkak sehingga dinilai tidak efektif gunakan jalur darat.
Penting untuk diketahui, 90 persen distribusi logistik yang diandalkan oleh Indonesia adalah moda transportasi jalur darat yang menggunakan jalan raya.
Terlebih lagi sebagaimana diketahui bahwa lalu-lintas dari Pelabuhan Tanjung Priok yang bukan kepalang macetnya.
Belum lagi angkutan logistik masih harus melanjutkan perjalanan menuju kawasan industri Cikarang dan Bekasi.
Berangkat dari permasalahan inilah yang kemudian memantik ide baru untuk menggunakan alternatif moda transportasi lainnya.
Proyek Interland Waterways atau yang akrab disebut dengan Cikarang – Bekasi Laut (CBL) ini dinilai sebagai solusi terbaru atasi ketidakpastian biaya dan kapan barang tiba hingga daerah tujuan.
Jadi, proyek ini berfokus pada penggunaan jalur air seperti sungai dan kanal buatan yang digunakan sebagai alternatif jalur untuk pengiriman barang.
Pemanfaatannya bisa menggunakan jalur eksisting dan membangun kanal baru supaya kapal logistik dapat berlayar di sepanjang jalur pengiriman.
Sehingga pengiriman barang dari Pelabuhan Tanjung Priok dapat masuk dengan lebih lancar menuju kawasan industri yang ada di daerah sekitarnya.
Menurut rancangannya dahulu, proyek ini memiliki dua agenda besar, yaitu meningkatkan infrastruktur kanal yang pernah dibangun oleh Kementerian PUPR.
Jalurnya melalui Marunda di Jakarta Utara hingga Cikarang Bekasi Laut. Selanjutnya, pembuatan kanal baru inilah yang akan dibangun sebagai rute baru.
Jalur bentangannya mulai dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Kawasan Industri Cibitung – Cikarang, Bekasi dan di Cikampek, Karawang.
Baca Juga: Rogoh Kocek Hingga Rp2,7 Triliun, Pembangunan Bendungan Raksasa di NTT Ini Molor, Alasannya…
Namun pada tahun 2022, PSN kemudian disingkirkan karena dinilai tidak menarik lagi manfaatnya.
Pasalnya dengan keberadaan Jalan Tol Cibitung – Cilincing, solusi kemacetan telah berhasil terurai.
Berdasarkan hasil kajian terhadap proyek brilian ini, rupanya akan ada biaya yang bakal tersedot besar untuk membenahi jalur eksisting dan jalur kanal baru.
Baca Juga: Jadi Tempat Plesir Turis Asing, Benteng Bersejarah di NTT Ini Dijaga 9 Generasi
Pembenahannya tidak hanya sekadar melebarkan kanal yang sudah ada, tetapi juga berkompromi kembali dengan PLN untuk ikut membenahi jalur listriknya.
Meski PSN ini dinilai realistis, tetapi secara teknis dan ekonomis dinilai terlalu besar effort yang akan dikeluarkan.
Jika dihitung-hitung, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengerjaannya mencapai Rp3,41 triliun.
Mengingat penugasan proyek kala itu dilimpahkan kepada PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono pun ikut mengungkap pendapatnya.
Menurutnya, Jalan Tol Cibitung – Cilincing sudah cukup mampu menggantikan proyek kanal Cikarang Bekasi Laut ini.
Solusi kemacetan telah efektif terurai dengan keberadaan jalur tol tersebut. Oleh karena itulah PSN ini tidak lagi menjadi minat pemerintah lagi.***