Disebut Mengandung Emas, Ini Fakta Menarik Uang Koin 500 Tahun 1991 dan Koin 1.000 Kelapa Sawit

inNalar.com – Sudah sejak lama beredar isu menarik tentang uang koin 500 tahun 1991 dan koin 1000 bergambar kelapa sawit.

Banyak yang percaya bahwa uang koin ini mengandung emas, sehingga ada orang yang menjualnya dengan harga jauh lebih mahal di pasaran.

Namun, sebenarnya klaim ini adalah benar atau tidak? Berikut ini fakta tentang dua uang koin tersebut.

Baca Juga: UMP Jawa Timur Naik 6,5 Persen pada 2025, Simak Mekanisme Pelaporan Perusahaan Tidak Patuh

1. Komposisi bahan koin 500 tahun 1991

Kabar bahwa koin 500 tahun 1991 mengandung emas sebenarnya tidaklah benar.

Koin ini dibuat dari campuran aluminum perunggu, bukan emas.

Baca Juga: Cara Investasi Uang Kuno untuk Keuntungan Maksimal, Bisa Cuan Ratusan Juta dengan Mudah

Aluminum perunggu adalah jenis paduan yang dapat menghasilkan warna kekuning-kuningan seperti emas, apalagi jika uang koin tersebut dipoles.

Alasan bahan ini dipilih untuk pembuatan koin adalah sifatnya yang tahan korosi dan juga harga yang murah.

Selain itu, aluminum perunggu membuat koin lebih kuat dan tahan lama.

Baca Juga: Uang Kuno Bergambar Soekarno yang Tak Jadi Diedarkan Ini Primadona Kolektor, Harga Tawarnya Fantastis

Jadi, meskipun koin ini memiliki kilau emas, tidak ada kandungan emas di dalamnya.

2. Komposisi bahan koin 1000 bergambar kelapa sawit

Uang koin bergambar kelapa sawit tahun 1000 juga memiliki isu yang sama.

Sama seperti koin 500 tahun 1991, koin 1000 bergambar kelapa sawit ini juga tidak memiliki kandungan emas di dalamnya. Bahan utama dari koin ini adalah campuran nikel dan kuningan.

Campuran dari kedua bahan ini menghasilkan warna yang mirip dengan emas, apalagi setelah koin tersebut mengalami gesekan atau pemolesan.

Oleh karena itu, tampilannya yang berkilau sering kali membuat orang salah sangka.

Selain karena gesekan atau pemolesan, warna kuning seperti emas pada kain juga timbul karena proses oksidasi.

Proses oksidasi yang terjadi secara alami atau ketika koin digosok dengan bahan tertentu membuat warnanya semakin mirip dengan kilauan emas.

Tak heran, banyak yang salah mengira koin ini mengandung emas. Meskipun warnanya mirip, nilai material koin ini jauh berbeda dari emas murni.

Mitos bahwa uang koin mengandung emas bukanlah hal baru. Banyak faktor yang memengaruhi munculnya klaim tersebut.

Salah satunya adalah kesalahpahaman masyarakat mengenai warna koin.

Karena warnanya mirip emas, banyak yang menganggap koin tersebut mengandung emas.

Faktor lainnya adalah video-video di media sosial yang kerap membahas nilai tinggi dari koin-koin lama.

Beberapa video bahkan sengaja memanfaatkan isu ini untuk menarik perhatian. Padahal, fakta sebenarnya berbeda jauh dari klaim yang disebarkan.

Meskipun tidak mengandung emas, koin-koin ini memiliki nilai koleksi tertentu.

Ada kolektor yang bersedia membayar lebih besar dari nilai nominalnya.

Misalnya, koin 500 tahun 1991 mungkin dihargai lebih dari Rp 500 karena faktor kelangkaan atau keunikan tertentu.

Begitu pula dengan koin 1000 bergambar kelapa sawit, yang kadang diminati oleh kolektor numismatik.

Namun, harga ini murni dipengaruhi oleh permintaan pasar kolektor, bukan karena kandungan emas di dalamnya.***