Direnovasi 2 Tahun, Bandara Berusia 80 Tahun di Jawa Tengah Ini Terpantau Sepi Usai Habiskan Dana 500 Miliar

inNalar.com – Pembangunan bandara di Purbalingga, Jawa Tengah rupanya tidak mengundang antusias maskapai pesawat untuk menggunakannya sebaik mungkin.

Hal ini terlihat dari keadaan Bandara Jenderal Besar Soedirman dengan sejarah panjangnya yang sepi pengunjung.

Rupanya, suasana tersebut terjadi karena penerbangan yang terhambat akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga: Pakai APBN Rp 80 Miliar, Bangunan Megah di Kawasan KSPN Banten Ini Malah Terbengkalai Usai Dibangun

Dilansir inNalar.com dari laman jatengprov, bandara ini merupakan proyek dari PT Angkasa Pura II dengan Pemerintah Purbalingga.

Anggaran awalnya berkisar pada 350 miliar Rupiah, namun kemungkinan telah naik sesuai kebutuhan menjadi 500 miliar Rupiah.

Berdiri di luas lahan 125 hektar, renovasinya sendiri telah berlangsung selama 2 tahun sejak 2019 dan mulai beroperasi pada tahun 2021.

Baca Juga: Pengen Pisah dari Jawa Timur? Madura Bersiap Lakukan Pemekaran Wilayah, Tapi Faktor Kabupaten Jadi Penghalang

Dulunya, bandara ini merupakan pangkalan udara militer TNI Angkatan Udara yang telah berdiri selama 80 tahun sebelum akhirnya diserahkan untuk dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Sebelum menjadi Bandara Jenderal Besar Soedirman, diketahui bandar udara ini memiliki nama Lanud Wirasaba.

Bandar udara ini memiliki runway yang memiliki lebar 30 meter dan panjang yang mencapai 1.600 meter.

Baca Juga: BUMN Gelar Pasar Murah di Surabaya: Aksi Nyata Negara Ringankan Beban Rakyat

Bandara JB Soedirman menjadi salah satu contoh bandar udara produktif yang memakai pangkalan TNI AU menjadi tempat penerbangan komersial.

Hal ini menjadikannya hemat biaya dibandingkan membangun baru bandara yang memiliki biaya lebih mahal.

Sayangnya, bandara ini sepi pengunjung dan sempat berhenti untuk beroperasi sementara pada tahun 2021.

Selain terkena dampak pandemi, nyatanya hanya ada satu maskapai yang beroperasi di sini, yaitu Citilink.

Aktivitas penerbangannya sempat terhenti pada tahun 2021 dan beroperasi kembali pada 2022 dengan jadwal dua kali penerbangan dalam sepekan.

Hal ini membuat masyarakat setempat berinisiatif untuk mengalih fungsikan Bandara JB Soedirman menjadi tempat perjalanan ibadah umroh.***

Rekomendasi