Dinilai Kejam! Ini Dia Perlakuan Soeharto Kepada Soekarno yang Membuat Bung Hatta Berlinang Air Mata

inNalar.com – Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia usai merdeka ini dikenal memiliki banyak prestasi dengan gaya kepemimpinannya yang berani.

Sebelum diangkat menjadi presiden Indonesia, Soeharto memegang peran penting sebagai pemimpin militer.

Hingga akhirnya Soeharto diresmikan menjadi presiden Indonesia dan menjabat selama sekitar 32 tahun.

Baca Juga: Didukung Nasution, Soeharto 2 Kali Menolak Perintah Soekarno Saat G30S Terjadi: Kami Tak Menolak, Tapi…

Disamping banyaknya prestasi yang diraih oleh Soeharto selama memimpin Indonesia, terdapat tindakan yang dinilai kurang baik.

Banyak yang menilai bahwa tindakan Soeharto kepada Soekarno kurang menyenangkan bagi Soekarno sendiri hingga keluarganya.

Tidak hanya itu, tindakan kurang baik yang dilakukan Soeharto ke Soekarno juga dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia yang sangat menghormati jasa Soekarno.

Baca Juga: Apakah Soekarno Pernah Marahi Soeharto? Serang Bandara Halim Perdanakusuma, Soekarno Sebut Ia Keras Kepala

Sikap Soeharto yang dinilai kurang baik kepada Bung Karno, sapaan akrab untuk Soekarno dimulai setelah dirinya menjabat.

Presiden kedua Indonesia tersebut diketahui mengeluarkan Bung Karno dari istana, hal tersebut dinilai jauh dari rasa hormat untuk Soekarno.

Usai MPRS menunjuk Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia, Bung Karno menerima sebuah surat.

Baca Juga: Tuah Surat Sakti Soeharto, Soekarno Langsung Lengser dari Jabatannya Sebagai Presiden, Namanya…

Surat tersebut berisikan tulisan yang menyatakan Bung Karno harus meninggalkan istana dalam waktu 2 x 24 jam.

Keluar dari istana, Bung Karno pergi ke rumah Ibu Fatmawati yang berada di area Jalan Sriwijaya.

Soekarno sempat keluar beberapa kali dari area Jalan Sriwijaya di mana hal tersebut tidak disukai oleh perwira yang pro Soeharto.

Oleh karena itu, mulanya Bung Karno dipindahkan ke Bogor hingga akhirnya dipindahkan lagi ke wisma Yaso.

Bung Karno tidak diperbolehkan untuk keluar dan bahkan sering dibentak ketika akan melakukan sesuatu.

Kabar mengenai Bung Karno terdengar oleh Bung Hatta, pasangan proklamator Indonesia setelah merdeka.

Bung Hatta meneteskan air mata ketika mendengar kondisi Soekarno diperlakukan kurang baik oleh Soeharto.

Bung Hatta akhirnya menulis surat dengan nada tegas kepada Soeharto agar dapat bertemu dengan Soekarno.

Usai disetujui, Bung Hatta menghampiri Soekarno yang kondisinya sudah buruk, bahkan hampir kehilangan kesadaran.

Keduanya menangis ketika bertemu di dalam kamar yang bau, tempat Soekarno berada selama ini.***

Rekomendasi