Dilirik Kolektor! Ini Karakteristik Uang Kertas Kuno Rp10.000 Bergambar RA Kartini

inNalar.com – Uang kertas kuno semakin menjadi incaran banyak kolektor karena karakteristik dan faktor kelangkaannya.

Di tahun 80-an, Bank Indonesia (BI) mengedarkan beberapa pecahan uang kertas. Beberapa pecahan uang tersebut di antaranya Rp100, Rp500, Rp5.000, dan yang terbesar yaitu Rp10.000.

Pecahan uang kertas di periode tahun 80-an tersebut kini menjadi primadona di kalangan numismatik. Faktor kelangkaannya jelas menjadi alasannya.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Inilah Ciri-Ciri Koin Rp 100 Rumah Gadang yang Lebih Mahal Harganya

Salah satu jenis uang yang dilirik kolektor karena kecantikan desain dan nilai sejarahnya adalah pecahan Rp10.000.

Uang Kertas Rp10.000 Tahun 1985

Uang pecahan Rp10.000 ini diterbitkan tahun 1985. Sering juga dikenal sebagai yang RA Kartini karena di sisi bagian depannya memiliki desain gambar Raden Ajeng Kartini.

Baca Juga: Uang Kuno Rp500 Gambar Orang Utan Tahun 1992 jadi Buruan Kolektor, Segini Harganya

Di sisi depannya juga terdapat gambar Candi Prambanan yang membuat uang tersebut menjadi semakin indah. Kemudian di sisi bagian belakangnya tergambar wisudawati atau sarjana Wanita yang tengah memegang bendera merah putih.

Uang kertas bergambar tokoh emansipasi wanita ini memiliki nomor seri yang terdiri dari tiga huruf dan enam angka. Jika diterawang, uang pecahan tersebut memiliki benang pengaman dan tanda air di sebelah kanan yang bergambar Dr. Tjipto Mangunkusumo.

Lantas, berapa besaran harga uang kertas kuno pecahan Rp10.000 gambar RA Kartini tahun 1985 ini?

Baca Juga: Punya Uang Kertas Jadul Pecahan 5000 Rupiah Sasando Rote Tahun 1992? Kolektor Siap Borong dengan Harga…

Dilansir dari YouTube S Fedrian, uang jenis ini kerap mengalami kenaikan di pasaran. Hal demikian terjadi karena adanya minat dari kolektor itu sendiri.

Uang nominal 10 ribu tahun 1985 ini dihargai sekitar Rp70.000 hingga Rp90.000 per lembarnya untuk kondisi yang gress atau tidak ada minus sama sekali.

Jika terdapat minus baik itu bekas lipatan, bekas stapler, atau bahkan sobekan kecil, uang ini dihargai sekitar di Bawah Rp50.000 per lembarnya.

Sejarah Uang Kartini

Sejarah perjalanan tokoh emansipasi Wanita, RA Kartini juga diabadikan dalam uang Bank Indonesia (BI).

Tepatnya yaitu pada uang kertas tahun emisi 1952 dan 1985 yang masuk ke uang rupiah seri tokoh dan kebudayaan.

Uang tersebut dicetak pada 1953 dan digunakan sebagai alat transaksi pembayaran yang sah selama 9 tahun lamanya. Kemudian ditarik dari edaran pada tahun 1961.

RA Kartini kemudian kembali dijadikan sebagai gambar di uang kertas pada tahun 1985 atau skitar 30 tahun kemudian. Tepatnya yaitu untuk nominal pecahan Rp10.000.

Uang edisi tersebut sah digunakan sebagai alat transaksi pembayaran selama kurang lebih 10 tahun karena pada tahun 1995 sudah ditarik kembali edarannya.

Pahlawan kelahiran 21 April 1879 diabadikan di dalam uang kertas tidak lain karena merupakan tokoh emansipasi perempuan di Indonesia.

Ide pikiran mengenai kebebasan, anto feodalisme, kesetaraan, dan modernisasi menjadi inspirasi bagi kaum perempuan hingga saat ini.

Demikian informasi mengenai karakteristik uang kertas kuno pecahan Rp10.000 gambar RA Kartini tahun 1985 yang dilirik kolektor. ***