

inNalar.com – PLTS terapung cirata yang dibangun di atas waduk Cirata keberadaannya menjadi sorotan tiga negara ASEAN.
Pasalnya PLTS Terapung yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat ini merupakan pembangkit Energi Baru Terbarukan terapung terbesar di Asia Tenggara.
Energi Baru Terbarukan atau yang disingkat sebagai EBT sendiri adalah sumber energi yang berasal dari proses alam yang dapat diperbaharui secara alami.
Baca Juga: Jakarta Masih Berstatus Ibukota, Bagaimana Nasib ASN yang Bakal Pindah ke IKN? Ini Jawabannya
Kemudian PLTS atau yang disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energi matahaarai untuk hasilkan lsitrik.
PLTS terapung Cirata pengerjaanyanya dilakukan sejak tahun 2021 dan mulai diresmikan pada 9 November 2023 lalu.
PLTS yang dibangun terdiri dari 13 Blok ini memiliki 340.000 panel surya yang dapat menghasilkan listrik berkapasitas 145 Mega Watt.
Baca Juga: Ujian Nasional Bakal Dilaksanakan Lagi di 2025, Begini Jawaban Mendikdasmen Abdul Mu’ti
Listrik yang berkapasitas besar ini mampu memiliki potensi untuk penambahan kapasitas hingga mencapai 1000 Mega Watt.
Artinya secara perhitungan sederhana PLTS ini digadang-gadang bisa menghasilkan listrik 5 kali lipat.
Tak tanggung-tanggung bahkan PLTS terapung Cirata ini mampu mengaliri listrik sebanyak 50.000 rumah.
Baca Juga: TKDN Turun 20 Persen, Pengembangan PLTS Terbesar Dunia di Jawa Barat Bakal Dipantau Prabowo
PLTS terapung Cirata ini dibangun dengan kerjasama antara perusahaan PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi dari Uni Emirat Arab yaitu Mazdar.
Berdasarkan kesepakatan antara PLN dengan Mazdar. PLN memegang saham sebesar 51 persen dan Mazdar sebesaar 49 persen.
PLTS yang memiliki luas 350 hektare ini bisa langsung mengalihkan listrik ke jaringan transmisi Jawa-Bali. agar keberadaanya dapat dinikmati oleh pelanggan PLN Jawa-Bali.
Baca Juga: Tenaga Honorer Terpentok Masa Kerja di Bawah 2 Tahun, Masih Bisa Daftar PPPK Tahap 2?
PLTS yang dibangun di atas waduk Cirata dengan luas 6.500 hektare ini dibangun dengan melibatkan 1.400 pekerja dari tiga kabupaten yaitu Purwakarrta, Cianjur, dan Bandung Barat.
Dilansir dari plnnusantarapower.co.id negara ASEAN yang tertarik dengan PLTS terapung Cirata adalah Filipina, Thailand dan Malaysia.
Ketiga negara ini pada 22 Agustus lalu sempat mengunjungi PLTS ini melalui delegasi berbagai perusahaan listrik ASEAN.
Perusahaan ASEAN yang mendelegasikan diantaranya yaitu TRANSCO (Filipina), MEA (Thailand), dan Sarawak Energy Berhad (Malaysia)
Para delegasi datang sebagai bagian dari rangkaian acara The Sustainability Day X HAPUA 2024 di Jakarta.
Kunjungan ini semakin menguatkan posisi PLTS terapung Cirata sebagai pengembangan energi terbarukan di Kawasan Asia Tenggara. *** (Jassinta Roid Triniti)