Dikuasai 2 Negara Sekaligus, Pulau Terluar Nunukan Kalimantan Utara Ini Hanya 15 Menit Bisa Tembus Malaysia

inNalar.com – Pulau yang terbilang sangat unik ini berada di bagian terluar Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pulau ini disebut unik, karena dalam satu daratan terdapat dua negara yang menguasai daerah tersebut, yakni Pemerintah Malaysia yang menguasai wilayah Tawau dan Indonesia kuasai Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Salah satu yang paling unik dari Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara ini adalah para penduduknya terbiasa menggunakan dua mata uang sekaligus, yakni ringgit dan rupiah.

Baca Juga: Nyaris Lenyap dari Peta, Pulau di Batam Kepri Ini Hampir Bikin Batas RI – Singapura Berubah, Apa Penyebabnya?

Hal ini juga menjadi bukti bahwa warga Indonesia di Sebatik dan warga Malaysia di Tawau memiliki kedekatan khusus yang sudah membaur dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Apabila dilihat dari demografisnya, daerah Sebatik banyak dihuni oleh penduduk Nunukan, Kalimantan Utara.

Sementara wilayah Tawau, Malaysia kebanyakan hanya dijadikan lahan perkebunan sawit dan tidak begitu ramai penduduk, yakni hanya sekitar 25 ribu jiwa.

Baca Juga: Dihuni 5.000 Orang, Pulau Bungin di NTB Ini Jadi yang Terpadat di Dunia dengan Rumah Saling Berhimpit

Sementara wilayah Sebatik ini mayoritas dihuni oleh para perantau dari Bugis.

Jadi, sebelum orang-orang Suku Bugis ini mendiami Pulau Sebatik, dahulu daratan pulau eksotis Nunukan, Kalimantan Utara ini hanya dipenuhi dengan hutan.

Namun sekarang jumlah penduduknya diketahui berkembang pesat meski jauh dari pusat kota, yakni mencapai 47.571 jiwa.

Baca Juga: Tak Punya Garis Pantai, Pulau Bungin di Nusa Tenggara Barat Ini Berstatus Terpadat di Indonesia?

Meski ada dua negara dalam satu daratan pulau kecil, kehidupan warga Sebatik dan Tawau sangat harmonis.

Kedua belah pihak terbiasa melakukan aktivitas lintas batas, tak hanya soal perdagangan antar kedua negara tersebut, tetapi ikatan emosionalnya pun terbangun sejak lama.

Menurut penelitian yang dilakukan LIPI tahun 2016, warga Sebatik dan Tawau terbiasa saling hadir dalam kegiatan kenegaraan seperti festival budaya ataupun kegiatan menarik lainnya, karena mereka memiliki Kartu Lintas Batas (KLB) atau paspor.

Itulah mengapa warga di perbatasan Nunukan, Kalimantan Utara dan Tawau, Malaysia jarang memiliki konflik sosial.

Menariknya, hanya dalam waktu 15 menit – 20 menit para warga Indonesia bisa berinteraksi dengan warga Malaysia, sehingga tak heran perekonomian kedua wilayah terbilang sangat berkembang dibandingkan pulau perbatasan lainnya di Indonesia.

Jika kita berkunjung ke Pulau Sebatik di Nunukan kalimantan Utara ini, kita akan menelusuri sebuah pulau dengan suasana hangat ramah penduduk Indonesia, namun beraroma khas malaysia.

Pasalnya barang-barang Malaysia akan sangat mudah ditemukan di pulau ini.

Baca Juga: Tak Punya Garis Pantai, Pulau Bungin di Nusa Tenggara Barat Ini Berstatus Terpadat di Indonesia?

Perlu diketahui, meski pulau ini terpencil dan terluar di Indonesia, tetapi pada 8 Maret 2005 silam, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengunjungi daratan unik ini.

Kunjungan Bapak SBY dalam rangka menyelesaikan kasus Blok Ambalat yang sempat menjadi pembahasan panas antara kedua negara.

Kemudian pada 16 Desember 2014, Presiden RI ke-7 Joko Widodo juga menyambangi pulau ini dalam rangka meninjau fasilitas perbatasan ini.

Hal tersebut menandakan bahwa salah satu sisi terluar di Indonesia ini sangat berarti bagi keberlangsungan negeri kita.***

Rekomendasi