

inNalar.com – Papua penuh pesona yang seolah tak ada habisnya. Pelosok Raja Ampat kembali menampakkan keelokannya dengan adanya Wisata Kali Biru yang menjadi sungai terjernih di Indonesia.
Objek wisata alam Kali Biru bertempat di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Kali Biru adalah sungai kecil di tengah hutan Warsambin. Warsambin sendiri merupakan salah satu kampung di Distrik Teluk Mayalibit.
Beberapa penduduk menyebut Kali Biru dengan kata Waiyal. Wai artinya yaitu “air”, dan Yal berarti “tahu apa yang terjadi esok hari”. Nama lain lagi adalah Warabiar. Warabiar artinya “jernih” dalam bahasa Papua.
Baca Juga: Danau Kelimutu, Telaga Tiga Warna di Nusa Tenggara Timur yang Indah Tapi Penuh Misteri
Hanya butuh waktu sekitar 50 menit perjalanan darat dari ibu kota kabupaten, Waisai hingga sampai di tempat penyewaan perahu.
Untuk sampai di destinasi cantik ini, kita harus sewa perahu ke warga lokal yang ada di sana. Perjalanan menggunakan perahu memakan waktu sekitar 15 menit.
Belum sampai di situ, kita harus melakukan trekking dengan menyusuri hulu sungai dan masuk ke dalam hutan dengan alokasi waktu sekitar 30 menit.
Baca Juga: Warga Gunungkidul Heboh! Goa Cantik Berusia Ribuan Tahun Ditemukan Saat Garap Proyek JJLS
Selain menyewa perahu, kita juga bisa menggunakan speedboat dari Waisai, ibu kota Raja Ampat.
Sepanjang perjalanan, kita akan sulit menemui perkampungan penduduk. Oleh sebab itu, perjalanan ke Warsambin yang kemudian dilanjutkan ke Kali Biru ini disarankan dilakukan pada pagi hari. Kemudian kembali ke kota sebelum matahari terbenam.
Harga untuk sewa speedboat ini Rp500 ribu untuk perjalanan pulang pergi dengan waktu penyewaan paling lama lima jam dan kembali sebelum jam 15.00 WIT. Kemudian, untuk biaya masuk ke Kalibiru sekitar Rp100.000 – Rp250.000 per orang.
Baca Juga: Lewati Medan Ekstrem Pegunungan Purbalingga, Ada Warung Tertinggi di Jawa Tengah: Buka 24 Jam!
Menuju Kali Biru, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan keindahan hutan di antara gugusan Waigeo. Gugusan Waideo ini menjadi pulau terbesar di Raja Ampat.
Tidak salah jika menjadi sungai terjernih di Indonesia karena permukaan air di sekitar gugus Waigeo ini memang sangatlah jernih. Sampai-sampai kita dapat melihat dengan mata telanjang ratusan jenis ikan dan terumbu karang alami. Kicauan burung pun semakin menambah suasana asri di gugus ini.
Setelah menyusuri gugus dengan perahu, perahu pun menepi di sebuah daratan dengan papan bertuliskan “Sapta Pesona”. Perhentian terakhir dari perjalanan menuju Kali Biru.
Baca Juga: Serpihan Surga Maros Resmi Diakui UNESCO, Pegunungan Karst Terbesar di Dunia Ada di Sulawesi Selatan
Kita akan berjalan selama kurang lebih 20 menit sebelum bertemu aliran sungai yang tingginya setinggi mata kaki orang dewasa.
Setelah menyeberangi aliran sungai dangkal ini selama lima menit, kita akan bertemu demngan gapura kayu yang bertuliskan “Selamat Datang di Kali Biru”. Namun, belum selesai sampai di situ.
Kita akan berjalan lagi sejauh kurang lebih 200 meter disambung dengan berjalan di bilah papan sejauh 100 meter. Kemudian berakhirlah kita di tepian Kali Biru.
Sesuai dengan namanya, kali ini berair biru yang sangat jernih dan terkadang berubah warna menjadi hijau toska.
Mata kita akan leluasa memandang dasar sungai yang berisi batuan, ikan, dan ranting-ranting pohon.
Lebar sungainya hanya sekitar 2 meter tetapi di beberapa sudut dapat mencapai 4 meter. Kedalamannya pun kurang lebih sekitar 2-3 meter, tetapi ada pula yang mencapai kedalaman 5 meter.
Ketika berenang di Kali Biru ini, kulit kita akan merasakan air sungai yang begitu dingin, berkisar 15-20 derajat Celcius.
Baca Juga: Langka! Suku Tertua di Kalimantan Tengah Ini Punya Ritual Sakral Pelepas Gelar Janda Duda
Meskipun kali ini berada di tengah hutan yang sangat rimbun dengan pepohonan, kawasan Kali Biru sudah tertata cukup rapi. Terdapat beberapa tempat untuk bersantai, pondokan atau gazebo dan juga toilet yang memadai.
Kali Biru tidak hanya didatangi karena keindahannya, tetapi juga legenda masyarakat yang begitu menarik untuk dipelajari.
Di sana terdapat Suku Mayalibit yang percaya bahwa Kali Biru merupakan tempat yang sakral. Konon, sebelum para prajurit pergi berperang, mereka berendam di kali agar tubuhnya lebih kuat untuk menaklukkan musuh.
Legenda lainnya yaitu adanya buaya putih yang tinggal di sungai ini. Buaya itu akan akan menampakkan wujudnya sebagai petunjuk bahwa ada masyarakat yang melanggar hukum adat.
Indahnya pesona Kali Biru beserta cerita legenda di dalamnya membuat kita harus sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam ini. Masyarakat di sana bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan di Kali Biru.
Pengunjung pun juga diminta untuk tidak meninggalkan sampah. Pengunjung harus membawa kembali sampah-sampah plastik dan dibuang di tempat khusus yang telah disediakan di sekitar dermaga Warsambin.*** (Aliya Farras Prastina)