

inNalar.com – Tata surya yang terjauh dari Bumi adalah alam yang gelap karena jauh dari cahaya Matahari dan selalu luput dari perhatian para ilmuwan maupun peneliti.
Bahkan sebuah planet yang relatif besar pun masih mudah luput dari perhatian ilmuwan.
Objek trans-Neptunus (TNO) menemukan orbit di luar Neptunus yang menunjukkan beberapa perilaku pengelompokan aneh dan dapat mengindikasikan keberadaan dunia tersembunyi.
Hal tersebut tentunya mendorong para ilmuwan untuk mengajukan gagasan tentang adanya Planet Kesembilan.
Planet Kesembilan ini diyakini sebagai sebuah planet terestrial besar yang bersembunyi jauh di luar jangkauan visibilitas.
Dilansir inNalar.com dari Sciencealert, Saat ini dua ilmuwan telah memberikan penjelasan alternatif jika ada dunia yang lebih sederhana, mirip Bumi.
Baca Juga: Temuan Bangkai Perahu Berusia 1800 Tahun di Makam Keramat Bekasi, Bisa Kabulkan Hajat, Benarkah?
Letaknya pun lebih dekat dari Planet Sembilan yang disengketakan, pada orbit miring yang dapat menjelaskan perilaku aneh yang dikaitkan dengan kehadiran sesuatu yang lebih besar.
Menurut ilmuwan planet Patryk Sofia Lykawka dari Universitas Kindai di Jepang dan Takashi Ito dari Observatorium Astronomi Nasional Jepang, dunia kesembilan ini beku dan gelap karena jauh dari Matahari
Diketahui jika ukurannya pun tidak akan lebih besar dari 3 kali massa Bumi, dan tidak lebih jauh lagi dari 500 unit astronomi dari Matahari.
Objek terjauh yang pernah ilmuwan temukan di Tata Surya berada pada jarak 132 unit astronomi dari Matahari.
Jarak tersebut merupakan jarak terjauh yang ditemukan dibandingkan dengan Pluto yang mempunyai jarak rata-rata sekitar 40 unit astronomi dari Matahari.
Namun di luar Neptunus yang merupakan 30 unit astronomi dari Matahari terdapat sekumpulan batuan es dan planet kerdil.
Baca Juga: Gen Z Fomo Nikah Muda, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan 4 Hal Ini Agar Tidak Salah Pilih Pasangan
Batuan es tersebut terbentang yang diyakini sebagai sabuk Kuiper, dan objek yang terdapat di dalamnya adalah TNO.
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan teleskop dan survei yang lebih sensitif, kita dapat menemukan lebih banyak TNO dibandingkan yang diidentifikasi sebelumnya.
Hal ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk mulai memperhatikan polanya. Pola tersebut adalah pola pengelompokan
Baca Juga: Desa Pengerajin Keris Legendaris di Sumenep, Madura Ini Raih Rekor MURI dan ADWI 2022, Namanya…
Beberapa kelompok TNO berkumpul dan bergerak bersama dalam kelompok pada orbit miring atau miring yang menunjukkan bahwa mereka dipengaruhi secara gravitasi oleh sesuatu yang jauh lebih besar daripada objek lebih kecil yang dapat ditemukan hingga saat ini.
Pada tahun 2016, astronom Caltech Mike Brown dan Konstantin Batygin menunjuk Planet Sembilan sebagai penyebabnya.
Planet ini diperkirakan berukuran sekitar 6,3 kali massa Bumi, dan mengorbit pada jarak lebih dari 460 unit astronomi.
Baca Juga: Pratama Arhan Siap Dikontrak Klub Papan Atas Korea K League 1 dalam Bursa Transfer Musim Panas Ini
Diterbitkan bulan lalu di Astronomical Journal , peneliti Patryk Sofia Lykawka dan Takashi Ito, masing-masing dari Universitas Kindai Jepang dan Observatorium Astronomi Nasional negara tersebut, mengintip jauh ke dalam Sabuk Kuiper untuk mencari tanda-tanda benda-benda di planet.
Saat ini dengan lebih banyak data tentang apa yang ada di luar sana, Lykawka dan Ito telah meninjau kembali ide tersebut dan menyempurnakannya.
Mereka telah menemukan sifat-sifat planet hipotetis yang dapat menjelaskan beberapa keanehan Sabuk Kuiper.
Lykawka dan Ito memberi kesimpulan jika terdapat planet yang mirip dengan bumi dan terletak pad orbit terjauh dari matahari.
Mereka pun menjelaskan terdapat tiga sifat dasar Sabuk Kuiper yang jauh yakni, populasi TNO yang menonjol dengan orbit di luar pengaruh gravitasi Neptunus, populasi objek-objek dengan kemiringan tinggi dalam jumlah besar, dan objek-objek dengan kemiringan tinggi.
Selain itu terdapat pula keberadaan beberapa objek ekstrem dengan orbit yang terlihat aneh.
Planet mirip Bumi ini akan memiliki massa antara 1,5 dan 3 kali massa Bumi, orbit yang titik terjauhnya dari Matahari antara 250 dan 500 unit astronomi, dan kemiringan masing-masing 30 derajat terhadap bidang Tata Surya.***