Didulang Rp350 Miliar, Begini Strategi LMAN Bikin Progres Megaproyek Jalan Tol di Aceh Ini Jadi Paling Sat Set


inNalar.com –
Pembangunan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh ini agak beda dari yang lainnya, karena rupanya megaproyek ini tidak melalui kendala klasik pengadaan lahan

Mulai dari strategi epik dari LMAN, dukungan masyarakat, hingga Pemerintah Daerah Aceh sukses bikin progres jalan tol ini paling sat set.

Tidak ada kendala layaknya jalur bebas hambatan, seberapa cepat realisasi pembangunan proyek yang satu ini?

Baca Juga: 4 Daerah Aceh Ini Siap Terciprat Berkah Usai PSN Jalan Tol Rp21,78 Triliun Gak Jadi Terseok: Ada yang Sudah Dilirik Australia

Perlu dipahami bahwa sebenarnya lancarnya realisasi proyek jalan tol di Provinsi Aceh ini bukan sekadar soal strategi pengadaan lahan LMAN.

Namun memang strategi baru pengadaan lahan LMAN ini menjadi komponen penting bagi kemulusan timeline pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh ini.

Proyek yang satu ini dinilai paling gercep soal progres pembebasan lahannya.

Baca Juga: Gegara Duit Seret Rp572 Triliun, Jalan Tol di Aceh Ini Sudah Jadi Proyek Molor Terlempar dari Daftar PSN Pula, tapi…

Pada tahap awal sawa LMAN langsung gelontor dana sebesar Rp350 miliar.

Dana miliaran itu diperuntukkan untuk mengurus ganti rugi lahan yang terdampak pembangunan tol tersebut.

Namun, LMAN melakukan hal yang baru saat proses pengadaan lahan proyek jalan tol di Aceh ini.

Baca Juga: Gak Mau Dilepas Jokowi, Sumatera Utara Akhirnya Bisa Bablas Riau Via Jalan Tol Sepanjang 174 km: Ada Jurus Pamungkas

Jika biasanya pihak pembangun jalan tol mengurus pengadaan lahan dengan cara menalang dana terlebih dahulu, kemudian diganti oleh LMAN.

Kali itu Lembaga Manajemen Aset Negara langsung cairkan dana tanpa proses penalangan terlebih dulu.

Strategi baru LMAN ini cukup efektif diterapkan pada saat proses pengadaan lahan terdampak Proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh.

Baca Juga: 11 Tahun Beroperasi, Tarif Tol Bali Mandara Naik per 27 April 2024, Cek Nominalnya Disini!

Pasalnya, hanya dalam kurun waktu empat bulan saja, tepatnya setelah prosesi peletakan batu pertama pada Desember 2018, sebanyak 25 kilometer dari total panjang lintasan beres tanpa kendala.

Artinya, sepertiga dari 75 kilometer panjang lintasan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh sudah berhasil dibebaskan.

Hal tersebut pada akhirnya mendorong timeline konstruksi pembangunan menjadi semakin cepat.

Akselerasi pembangunan proyek ini pun juga selaras dengan sikap masyarakat yang mendukung penuh pembangunan infrastruktur ini.

Pemerintah Daerah Aceh yang gercep pun juga menjadi salah satu faktor keberhasilannya.

Sebagai informasi tambahan, proyek tol ini dibagi menjadi enam seksi ruas jalan.

Seksi I adalah ruas tol terpanjang yang lintasannya mencapai 24,67 kilometer, lokasinya membentang dari Padang Tiji hingga Seulimeum.

Sebaliknya, Seksi II merupakan ruas tol terpendek dengan bentang 6,26 kilometer, mulai dari Seulimeum sampai dengan Jantho.

Kemudian Seksi III dari Jantho menuju Indrapuri lintasannya mencapai 16,37 kilometer.

Selanjutnya, Seksi IV dari Indrapuri hingga Blang Bintang menyambung sepanjang 14,6 kilometer.

Sementara Seksi V Blang Bintang menuju Kutabaro sepanjang 7,3 kilometer bersambung dengan Seksi VI menembus Baitussalam sepanjang 5,01 kilometer.

Kendati cukup lancar progres pengadaan lahan jalan tol ini, PT Hutama Karya selaku penanggungjawab proyek ini tetap mengurus penggunaan kawasan hutan yang tersebar di seksi 1, 4, dan 5.

Namun berkat adanya gelaran PON XXI Tahun 2024, Pemerintah Daerah optimis bahwa penyelesaian proyek ini akan tepat waktu.

“Pemerintah Aceh optimis, dengan adanya kolaborasi dari lintas sektor terkait, Tol Sibanceh akan rampung sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” dikutip inNalar.com dari Portal Pemerintah Provinsi Aceh.***

Rekomendasi