

inNalar.com – Tambak produktif di pesisir Semarang ini tidak terkecuali ikut terdampak oleh Proyek Tol ‘Atlantis’.
Demi Proyek Tol ‘Atlantis’, sedikitnya 3 hektare tambak produktif milik warga daerah pesisir Semarang ini akhirnya ikut beralihfungsi.
Meski lahan mata pencahariannya harus berubah rupa dan fungsi, respon warga yang tersapu trase proyek ini cukup positif.
Sehingga pemilik tambak produktif di pinggir laut Semarang ini menerima dana kerahiman dari Pemerintah Daerah sebagai ganti ruginya.
Dikarenakan respon positif mereka terhadap proyek tol ‘Atlantis’ ini, warga terdampak pesisir Semarang akhirnya menerima dana kerahiman.
Perlu diketahui, dana kerahiman merupakan uang santunan yang diberikan kepada pihak yang dinilai berhak menerimanya.
Baca Juga: Waskita Karya Jual 30 persen Saham Ruas Tol Becakayu, Demi Cuan Rp550 Miliar?
Dalam hal ini, warga terdampak di Kecamatan Genuk ikut merasakan uang kerohiman tersebut dari Pemerintah Daerah.
Setidaknya warga yang tinggal di Terboyo Wetan, Terboyo Kulon, hingga Trimulyo Semarang merasakannya.
Nilai ganti rugi tambak produktif mereka pun cukup fantastis, salah satunya adalah Biston.
Dengan 2 hektare tambak produktif di pesisir Semarang miliknya saja, dana yang diraih olehnya mentoknya bisa meraih Rp25 miliar.
“Semangat kita mendukung pemerintah, kita ngalah dengan negara,” ungkap salah satu warga terdampak Proyek Tol ‘Atlantis’.
“Sehingga tanah kita hibahkan pada negara. Enggak papa dimusnahkan,” lanjutnya, dikutip inNalar.com dari Portal Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: Telah Mangkrak Selama 22 Tahun, Jalan Tol Becakayu Dilanjutkan dengan Dana Rp7,2 Triliun
Pemahaman dari masyarakat pesisir Semarang ini ini membuat proses pembebasan lahan sangat mulus layaknya jalan tol.
Sebagai informasi, Proyek Tol ‘Atlantis’ ini rencananya akan membuat lintasan jalan tol yang memiliki fungsi ganda.
Selain untuk mempermudah akses antar kota dari Semarang menuju Demak, proyek ini berfungsi pula menjadi tanggul laut.
Sehingga tidak heran warga terdampak adalah mereka yang tinggal di pesisir lautan.
Proyek Tol ‘Atlantis’ ini rencananya akan melintang sepanjang 23,99 kilometer.
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun lintasan dwifungsi ini mencapai Rp17,11 triliun.
Adapun warga terdampak pesisir Semarang yang terkena proyek jalan tol tanggul laut ini berada di ruas seksi I.
Diprediksi pembangunan ruas seksi ini akan bisa rampung pada April 2025 mendatang.
Dari sisi Semarang sendiri, terdapat 52 bidang tanah yang terkena dampak Proyek Tol ‘Atlantis’ ini.
Namun dikarenakan masyarakat bersikap kooperatif, penyelesaian pembebasan lahan sudah rampung total.
Sementara pada sisi ruas Demak, setidaknya terdapat 132 bidang tanah yang ikut tersapu proyek jalan tol tanggul laut ini.
Mereka berada di wilayah Kecamatan Sayung. Diketahui mereka pun telah menerima dana kerohiman sebagaimana di Kecamatan Genuk.
Pembangunan Proyek Tol ‘Atlantis Semarang-Demak ini diharapkan menjadi solusi dari permasalahan besar daerahnya.
Sebagaimana diketahui bahwa daerah Semarang dan sekitarnya menjadi wilayah yang sering mengalami Banjir Rob.
Sementara kebutuhan akan akses lintasan Jalur Pantura menjadi cukup prioritas bagi keberlanjutan ekonomi Jawa Tengah khususnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggesa agar Jalan Tol Semarang-Demak bisa menghubungkan daerah Kaligawe hingga Sayung.
Uniknya, Jalan Tol Tanggul Laut yang disebut sebagai Proyek ‘Atlantis’ ini akan mengurai persoalan kemacetan.
Selain itu, proyek ini juga difungsikan sebagai mitigasi pencegahan terjadinya banjir rob di sepanjang lintasan tersebut.***