

inNalar.com – Seiring bertambahnya populasi, Bendungan Kuningan awalnya merupakan bagian dari sebuah kampung yang bersepakat melakukan pamekaran dengan desa Lebaksiuh.
Kampung tersebut membentuk sebuah desa yang baru dengan nama desa Bendungan hingga sekarang.
Anggaran pembuatan bendungan yang terletak di Jawa Barat ini bukan tidak sedikit. Sejak berdirinya desa Bendungan, terbentuk lagi beberapa kampung didalamnya.
Beberapa diantaranya kampung Sinor Parenca, kampung Sinor Warung, kampung Sindang Raja, kampung Legok, kampung Landeuh, dan lainnya.
Setelah itu dibuat 5 blok untuk pembatas. Seiring berjalannya waktu sesuai dengan perkembangan pemerintahan di desa Bendungan, dari 5 blok diperkecil menjadi 4 blok yang terdiri dari 4 RW dan 20 RT.
Kepala Desa pertama yang memimpin desa Bendungan adalah orang Belanda asli yang menikah dengan wanita dari keturunan Cina.
Dari kepala desa pertama hingga sekarang, di tahun 2014 desa Bendungan melakukan renovasi secara besar-besaran. Dimana kegiatan ini masuk pada program pemerintah yaitu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Renovasi bendungan Kuningan ini studi pembangunannya dimulai dari 35 tahun yang lalu sejak diresmikan, melalui inisiasi rancangan induk sungai Cisanggarung.
Selain sebagai salah satu infrastruktur, pembangunan bendungan Kuningan dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan, air, dan energi dengan skala nasional.
Bendungan Kuningan dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 31 Agustus 2021 dengan anggaran sebesar Rp 513 M.
Berlokasi di desa Randusari, kecamatan Cibeurueum, kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang diharapkan dapat mengairi lahan pertanian di tiga kabupaten, yaitu Kuningan, Cirebon, sampai Brebes.
Bendungan Kuningan memiliki daerah irigasi seluas 3000 hektar, luas genangan 221,59 hektar, tipe urugan zona tegak inti dengan volume 25.955 juta meter kubik, tinggi 43 meter, panjang 229 meter, dan lebar 100 meter.
Dengan dibangunnya desa Bendungan diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengendali banjir, penyedia air baku 200 lier/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 500 kW.
Setelah diresmikan oleh Presiden Jokowi, pemerintah setempat memenfaatkan bendungan Kuningan sebagai destinasi wisata agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Sejak dijadikan sebagai sektor pariwisata, pengunjung dari daerah sekitar memenuhi lokasi bendungan Kuningan tersebut.
Para wisatawan yang berkunjung, berkeliling sekitar bendungan untuk melihat keindahan yang ditampakkan oleh panorama alam serta berfoto.
Tak hanya sekadar berfoto, pengunjung juga mengabadikan fotonya dengan mengunggah di laman medsosnya.
Sehingga menarik simpati masyarakat luar daerah untuk melakukan perjalanan liburan mereka ke bendungan Kuningan tersebut.***