Dibangun pada Tahun 1925, Masjid Terbesar ke-2 di Kalimantan Timur Ini Jadi Saksi Bisu Ribuan Mualaf Bersyahadat

inNalar.com – Di Samarinda terdapat sebuah masjid raya yang terbesar kedua di Kalimantan Timur.

Dikenal dengan nama Masjid Raya Darussalam, lokasinya berada di kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Ilir, Samarinda.

Pembangunan masjid Raya Darussalam dimulai pada tahun 1925 dan dilakukan oleh orang-orang Banjar.

Baca Juga: Dibangun Sejak 2019, Museum di Kota Samarinda Ini Disebut Destinasi yang ‘Terlupakan’, Kenapa?

Sebelumnya, Masjid ini bernama Masjid Jamik dan mengalami renovasi pada tahun 1953 dan 1967.

Dulunya, masjid ini hanya dibangun di atas lahan seluas 25×25 meter di pinggir Sungai Mahakam.

Dengan kemajuan Kota Samarinda, lokasi masjid ini bergeser ke Jalan Yos Sudarso dengan luas 15 ribu meter persegi.

Baca Juga: Investasinya Rp324 Triliun, Proyek Abadi di Maluku Utara Ini Resmi Dimulai Setelah Nganggur 25 Tahun

Dilansir inNalar.com dari menara.baznas.go.id, masjid ini mampu menampung 14 ribu orang.

Sementara itu, bangunan dari masjid Raya Darussalam sendiri berkonsep kerajaan Turki Kuno.

Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk menara, kubah, serta lengkungan di atas pintu dan jendela.

Baca Juga: Dana Konstruksinya Rp120 Miliar, Pembangunan SPAM di Kabupaten Gowa Ini Telah Mangkrak Selama 5 Tahun

Berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga melayani proses mualaf.

Pada maret 2020 lalu, tercatat telah ada sekitar 3.500 orang yang resmi masuk Islam.

Tak hanya warga lokal saja, banyak pula masyarakat luar negeri yang bersyahadat di masjid ini.

Baca Juga: Rohingya Bohong! Ngaku Belum Makan Selama 15 Hari, Padahal Warga Temukan 200 Liter Beras di Dalam Perahu Mereka

Meskipun demikian, tak ada catatan pasti untuk jumlah WNA yang bersyahadat di sana.

Sebagian besar WNA yang bersyahadat di masjid ini biasanya telah tinggal cukup lama karena bekerja di Samarinda.

Kebanyakan dari mereka memutuskan untuk pindah agama karena ingin menikah.***

 

Rekomendasi