Dibangun Pada 1995, Jembatan Sepanjang 640 Meter di Palangkaraya Ini Dilengkapi Water Front City

inNalar.com – Palangkaraya merupakan kota yang menjadi pusat pemerintahan di Kalimantan Tengah dimana terdapat berbagai infrastruktur apik di sini.

Salah satu infrastruktur di Palangkaraya ini berupa jembatan yang dikenal dengan nama Jembatan Kahayan.

Jembatan Kahayan menjadi penghubung dua daerah yang terbelah karena adanya Sungai Kahayan.

Baca Juga: Revitalisasinya Habiskan Dana Rp700 Miliar, Runway Bandara di Palangkaraya Ini Dinilai Masih Perlu Pembenahan

Inrfastruktur ini menghubungkan pusat kota Palangkaraya dengan Kelurahan Pahandut Seberang dan tembus Kabupaten Pulang Pisau, Gunung Mas dan sebagainya.

Infrastruktur ini pertama kali dibangun pada tahun 1995 dan rampung pada tahun 2001.

Di tahun 2002, jembatan ini diresmikan langsung oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

Baca Juga: Miliki Fasilitas Insinerator, Limbah B3 di Gorontalo Tak Perlu Lagi Dikirim ke Makassar, Kapasitas Pengolahannya…

Jembatan Kahayan membentang sepanjang 640 meter dengan lebar 9 meter.

Dilansir inNalar.com dari laman diskominfo kalteng, jembatan ini terdiri dari 12 bentang dengan bentang khusus sepanjang 150 meter pada alur pelayaran.

Jembatan sungai Kahayan memiliki banyak manfaat bagi warga Kota Palangka Raya dan sekitarnya.

Baca Juga: Keruk Anggaran Rp56,8 Miliar, Bendungan di Sabang Ini Alami Pendangkalan, Dampaknya…

Di sekitar jembatan terdapat banyak tempat wisata untuk bersantai bersama keluarga dibawah Jembatan Kahayan seperti Taman Pasuk Kameloh, Wisata Kereng Bengkirai dan Susur Sungai.

Tentunya hal tersebut bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah sekitar jembatan.

Pada tahun 2022 lalu, pemerintah provinsi melakukan penataan sekitar jembatan.

Baca Juga: Pasang Badan Soal Keputusan Xavi Hernandez Hengkang dari Barcelona, Pep Guardiola: Liga Spanyol 1000 Kali Lebih Sulit

Kawasan tersebut ditata dan dipercantik dengan sentihan modern dilengkapi dengan water front city yang megah.

Upaya mempercantik kawasan tersebut dengan sentuhan modern merupakan bagian dari upaya melestarikan nilai-nilai sejarah yang begitu membumi.

Selain itu juga akan menghasilkan pendapatan daerah melalui pengelolaan pariwisata yang terintegrasi. ***

 

Rekomendasi