

inNalar.com – Harapan pemerataan ekonomi semakin nyata di hadapan masyarakat di sekitar proyek pembangunan Pelabuhan Patimban yang ada di Subang, Jawa Barat.
Ke depannya tidak hanya Jakarta saja yang menjadi episentrum ekonominya, infrastruktur pelabuhan di luarnya pun juga memiliki potensi strategis untuk dimajukan oleh pemerintah.
Kabar gembiranya, di salah satu sudut tepi perairan Jabar terdapat sebuah dermaga raksasa yang dibangun dengan dana fantastis hingga Rp43,2 Triliun.
Proyek ini berhasil mendapatkan asupan dana dari pihak Japan International Cooperation Agency atau JICA sebesar Rp9,5 triliun.
Adapun sisa pembiayaannya, yakni sebesar Rp14 triliun diambil dari kantong APBN.
Pada dasarnya, alasan utama mengapa Pemerintah Provinsi Jawa Barat getol membangun sebuah pelabuhan diambisikan menyusul kapasitas Dermaga Tanjung Priok.
Melebarkan sayap perekonomian, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) segitiga emas seperti Cirebon, Patimban, hingga Kertajati adalah salah satu cara mendobrak pintu investasi yang lebih meluas.
Namun tahukah bahwa metode pembangunan pelabuhan di Subang ini ada yang tidak biasa.
Pasalnya cara yang digunakan pihak kontraktor adalah mengeruk tanah reklamasi yang luasnya mencapai 13 hektare.
Diketahui tanah reklamasi yang mengapung di tepi perairan ini digunakan sebagai terminal kontainer.
Terminal kontainer yang mengapung di atas tanah buatan tersebut memiliki dermaga pelayaran hingga 421 meter.
Perlu diketahui, melansir dari situs Hubla Dephub, kedalaman urugannya bisa mendapai 10 meter.
Tidak hanya soal metode pembangunannya saja yang berbeda, pelabuhan di Subang ini dilengkapi dengan sistem canggih.
Kecanggihannya ini disebabkan adanya penggunaan teknologi terintegrasi digital yang cara mengoperasikan segala kebutuhan dan keperluan di area dermaga ini bisa diakses secara langsung.
Hal ini membuat jalur distribusi logistik diharapkan tidak akan menumpuk lagi di satu tempat.
Perlu diketahui bahwa proses pembangunan dermaga canggih ini direalisasikan secara bertahap.
Tahap awal diketahui mampu melayani 3,75 juta TEus, sedangkan tahapan selanjutnya meningkat jadi 5,5 juta TEus.
Adapun tahap terakhir diharapkan mampu menembus kapasitas sebesar 7 juta TEus.
Pembiayaan antara pendanaan APBN dan JICA ini menjadi momentum bagi masyarakat sekitar untuk bisa segera merasakan geliat ekonomi yang lebih ekspansif lagi.
Baca Juga: Antusias Ikuti UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023, ‘Pancal Bike’ Ingin Perluas Pemasaran Produk
Tahukah bahwa ada kabar menggembirakan pula bagi para nelayan yang berdomisili di sekitar proyek tersebut.
Meski proyek pembangunan Pelabuhan Patimban akan menyebabkan sebagian nelayan terdampak, pihak Kementerian Perhubungan diketahui juga mengadakan program pemulihan mata pencaharian masyarakatnya.
Menariknya, dalam salah satu diklat yang diadakan oleh pihak Kemenhub, terdapat sesi khusus mengenai pembahasan Training Kapal Layar Motor.
Hal ini sengaja dilakukan guna memantik para nelayan untuk mengembangkan usahanya secara lebih modern lagi.***