

inNalar.com – Jembatan Aek Tano Ponggol Ikon Pulau Samosir ini menjadi salah satu jembatan tertua di Sumatera Utara.
Jembatan Samosir yang pembangunannya atau perbaikan kembali yang selesai pada bulan Desember 2023.
Jembatan ini, memiliki total panjang hingga 382 meter, yang berada di Pulau Samosir, Sumatera Utara.
Dalam pembangunan terbarunya jembatan ini menghabiskan total anggaran hingga Rp 173 miliar.
Pengembangan jembatan Samosir ditujukan. Untung mendukung kawasan Danau Toba yang masuk sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Panjang dari jembatan ini dengan bentang utamanya adalah 99 meter dan lebar 8, meter.
Dikutip dari website resmi Kementerian PUPR, pelaksanaan konstruksi dari jembatan Aek Tano Ponggol di Samosir adalah PT Wijaya Karya (Persero).
Jembatan Aek Tano Ponggol merupakan penghubung antara Sumatera dengan pulau ini.
Pada awalnya jembatan Samosir dibangun sejak tahun 1906 oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Jembatan ikon Pulau Samosir ini diresmikan pada tahun 1913 oleh orang asal Belanda.
Peresmian tersebut dilakukan oleh Ratu Wilhelmina bahkan pada mulanya jembatan Samosir disebut sebagai Terusan Wilhelmina.
Saat pembangunan salahs atau jembatan tertua di Samosir Sumatera Utara ini dilakukan dengan pengerukan tanah.
Pengerukan tersebut dilakukan agar air Danau Toba yang asalnya dari Pesisir Silkshi dapat mengalir ke Pangguruan atau sebaliknya.
Sehingga transportasi air dengan menggunakan kapal-kapal dapat mengelilingi Danau Toba.
Air Danau Toba mengalir melalui kanal yang disebut Tano Ponggol.
Sehingga jembatan yang berada diatasnya saat ini diberi nama sebagai jembatan Aek Tano Ponggol.
Pembangunan ikon Pulau Samosir tersebut dilakukan melalui kerja paksa pada zaman Belanda.
Konon sebelum datangnya Belanda Pulau Samosir menyatu dengan Pulau Sumatera.
Sekitar tahun 1905 pemerintah Belanda memerintah tentaranya untuk melakukan kerja paksa di Sumatera Utara.
Rakyat Indonesia diminta untuk menggali tanah sepanjang 1,5 kilometer yang dimulai dari ujung lokasi tajur sampai dengan Sitanggang Bau.
Tanah yang digali tersebut digunakan untuk mengalirkan air Danau Toba dari Pesisir Silkshi agar dapat melewati Pengurukan dan sebaliknya.
Jembatan Aek Tano Psngg di Sumatera Utara ini menjadi salah satu Jembatan tertua di provinsi tersebut.
Jembatan yang awal pembangunannya sejak tahun 1907 tersebut usianya bahkan lebih tua dibanding Jembatan Parhitean.
Jembatan itu adalah jembatan yang terletak di Kabupaten Toba Samosir dengan Desa Tangga di Kabupaten Asahan.
Jembatan Parhitean merupakan salah satu jembatan tertua yang terletak di Sumatera Utara.
Pembangunan jembatan tersebut dimulai pada tahun 1936 dan selesai di tahun 1949.
Sehingga jika dibandingkan dengan ikon Pulau Samosir yaitu Jembatan Aek Tano Ponggol jauh memiliki usia yang lebih tua.
Sehingga bisa dikatakan bahwa jembatan Aek Tano menjadi salah satu jembatan tertua di Sumatera Utara.
Kini salah satu jembatan tertua tersebut telah memiliki wajah baru melalui peresmian yang dilakukan pada 25 Agustus tahun 2023.
Tidak hanya menjadi penghubung ke wilayah wisata Danau Toba, tetapi jembatan ini menjadi wajah dari Pulau Samosir.
Tentunya jembatan bersejarah di Sumatera Utara ini akan memberi dampak pada peningkatan pariwisata di wilayah tersebut.***