Di Balik Dana Desa Rp710 Juta, Angka Penderita Gangguan Mental di Kampung Pelosok Sulbar Ini Tertinggi di Mamasa

inNalar.com – Beruntungnya kampung di Pelosok Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) ini usai peroleh dana desa sebesar Rp710 juta.

Namun, di balik dana desa bernominal fantastis itu ternyata tugas berat masih menanti Pemerintah Kabupaten Mamasa.

Pasalnya, angka penderita gangguan mental di kampung pelosok Sulawesi Barat ini tertinggi se-Kecamatan Mamasa.

Baca Juga: Persiapan HUT RI ke 79: Ide Teks Pidato Upacara 17 Agustus Tema ‘Pentingnya Peran Desa dalam Membangun Indonesia Maju’

Realita tersebut terungkap dalam Badan Pusat Statistik 2023 jika dilihat dari kategori disabilitas mental.

Secara umum, kecamatan ini masih mencatatkan jumlah penderita disabilitas mental yang cukup tinggi.

Dinilai tinggi sebab penderita gangguan mental di Kecamatan Mamasa sendiri mencapai 41 orang yang tersebar di 9 desanya.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA Buat Bambang di Sulawesi Barat! Dana Desa 2024 Ngalir Deras di Kabupaten Mamasa hingga Tembus…

Dibandingkan dengan pencatatan warga dengan disabilitas jenis lainnya, gangguan mental masih menjadi PR besar bagi wilayah ini.

Disabilitas dengan jenis lainnya yang dimaksud meliputi cacat tubuh, tuna netra, hingga bisu atau tuli.

Adapun kampung di pelosok Sulawesi Barat dengan tingkat penderita gangguan mental tertinggi di Kecamatan Mamasa ini adalah Bombong Lambe.

Baca Juga: Teks ‘Kota Tanpa Buku’, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 49 Kurikulum Merdeka

Menurut BPS Kecamatan Mamasa 2023, sedikitnya terdapat 9 warga di Kampung Bombong Lambe yang tercatat sebagai penderita gangguan mental.

Disusul Desa Rambu Saratu yang diketahui pula terdapat 8 warganya yang juga masuk ke dalam kategori ini.

Menyusul pula 7 warga di Kampung Osango menjadi desa dengan penderita gangguan mental tertinggi ketiga di Kecamatan Mamasa.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 44 Kurikulum Merdeka: Berpendapat Tentang Prosedur Pendirian TBM

Menyorot persoalan ini di Desa Bombong Lambe, lantas dengan aliran dana desa selama ini bagaimana kondisi akses kesehatan masyarakatnya sejauh ini?

Secara umum, pembangunan infrastruktur kesehatan di Kecamatan Mamasa sendiri masih banyak yang dipusatkan di Desa Mamasa.

Terlihat sedikitnya 3 dokter berdomisili di desa tersebut. Sementara sebanyak 30 bidan berkumpul di sana.

Paling pentingnya, ahli gizi di desa tersebut pun tercatat ada 14 orang. Sementara di desa lainnya tidak ada.

Tenaga medis yang ada di Kampung Bombong Lambe di Sulawesi Barat ini pun hanya bidan dan itu pun tercatat ada 3 orang profesional di sana.

Baca Juga: 25 Link Twibbon HUT RI ke 79, Semarakkan 17 Agustus Dengan Bingkai Super Keren Plus Estetik: Desainnya Kamu Banget!

Sebagai informasi, desa ini tercatat pula memiliki 63 balita, 235 remaja, dan 77 warga yang sudah masuk kategori lansia.

Jika mengintip dokumen RKM Kampung Bombong Lambe melalui data Kampung KB BKKBN, terdapat upaya peningkatan layanan keluarga di desa tersebut.

Contohnya seperti upaya peningkatan layanan dan rujukan posyandu balita, pendampingan keluarga yang memiliki risiko stunting.

Baca Juga: Andre Taulany Gugat Cerai Rien Wartia Trigina, Apa Duduk Perkaranya?

Desa ini sudah mulai mendapatkan perhatian, terutama dari Dinas BKKBN dan Dinas Kesehatan Mamasa.

Terlihat pada awal tahun 2024, sebanyak 21 anak stunting mendapatkan bantuan asupan pangan berupa susu dan telur.

Dengan masih adanya catatan penderita disabilitas mental di kampung pelosok Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat ini, diharapkan upaya pembenahan dan pembangunan daerah lebih masif dari tahun sebelumnya.

Pembenahan perlu dilakukan dari berbagai aspek, mulai dari kemudahan akses fasilitas kesehatan hingga peningkatan ekonomi daerah perlu digalakkan.

Dengan begitu, kasus disabilitas mental dapat dikurangi pula sembari penyelesaian kasus stunting di desa tersebut.***

Rekomendasi