Demi Percepat Swasembada Pangan, Pemerintah Hapus BLT pada Tahun 2025


inNalar.com
– Mulai tahun 2025, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dihapus dan diganti dengan subsidi pupuk langsung.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan langkah strategis untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan dengan melakukan perubahan mendasar dalam kebijakan bantuan kepada petani.

Mulai tahun 2025, Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk petani akan dihentikan dan digantikan dengan penyaluran langsung pupuk bersubsidi.

Baca Juga: Menteri Kebudayaan RI Usulkan Rendang Jadi Warisan Budaya UNESCO 2025

Kebijakan ini diharapkan menjadi solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, pemerintah menargetkan percepatan swasembada pangan pada 2027, lebih cepat dari rencana sebelumnya.

Percepatan swasembada pangan yang maju setahun ini diumumkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam lawatan G20 dan Apec.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Drama Korea Moving Dikonfirmasi Resmi Lanjutkan Produksi ke Season 2

Dalam kurun waktu dua tahun mendatang, berbagai kebijakan strategis akan difokuskan untuk mendukung sektor pertanian, salah satunya melalui distribusi pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton.

Penyaluran ini bertujuan untuk memastikan petani memiliki akses langsung ke kebutuhan utama pertanian tanpa harus bergantung pada bantuan tunai yang sering kali tidak teralokasikan secara optimal.

Kebijakan ini diambil berdasarkan evaluasi bahwa BLT yang selama ini diberikan kepada petani belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produktivitas hasil tani.

Baca Juga: Guna Atasi 7.5 juta Pengangguran di Indonesia, Menteri Ketenagakerjaan Akan Gelar Job Fair Tiap Minggu

BLT sering kali digunakan untuk kebutuhan di luar sektor pertanian, sehingga manfaatnya tidak dirasakan secara langsung dalam meningkatkan hasil panen.

Selain itu, harga pupuk yang fluktuatif juga membuat bantuan dalam bentuk uang dianggap kurang efektif dalam meningkatkan produktivitas petani.

Dengan menggantinya menjadi penyaluran pupuk bersubsidi, pemerintah berharap kebutuhan dasar petani untuk bercocok tanam dapat terpenuhi dengan lebih baik, sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

Pemerintah menilai bahwa dengan meningkatkan ketersediaan pupuk secara langsung, petani dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Swasembada pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga menjadi salah satu indikator kemandirian ekonomi suatu bangsa.

Selain itu, swasembada pangan juga memberikan manfaat besar dalam menciptakan stabilitas harga dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Berikut adalah manfaat yang akan terjadi apabila Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan;

Pertama, Indonesia dapat mengurangi impor pangan untuk memenuhi kebutuhan sehingga memberikan stabilitas.

Kedua, dapat menjaga stabilitas harga pangan dan dapat menghindari fluktuasi pasar global yang memicu inflasi.

Ketiga, kualitas produk lokal dapat meningkat dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.

Keempat, akan terdapat keberagaman pangan sehingga tidak bergantung pada satu komoditas saja.

Kebijakan pemerintah untuk menghentikan BLT dan menggantinya dengan penyaluran pupuk bersubsidi menjadi salah satu langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian pangan.

Dengan strategi yang terarah dan implementasi yang tepat, diharapkan petani dapat lebih berdaya dan produktivitas pertanian meningkat secara signifikan.

Hal ini pada akhirnya akan memperkuat ketahanan pangan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani, yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.***(Muhammad Arif)

 

Rekomendasi