Demi Legakan Akses Transportasi, Proyek Jalan Tol Rp25,4 Triliun Bakal ‘Ratakan’ 58 Desa Sekaligus di Bali

inNalar.com – Pada awal kepemimpinan Presiden Prabowo, pembangunan infrastruktur transportasi jalan tol yang direncakan oleh presiden sebelumnya akan digencarkan kembali, salah satunya proyek jalan yang sebelumnya berhenti beroperasi yang berada di Bali.

Tujuan dalam pembangunan jalan tol ini sebenarnya untuk meningkatkan arus konektifitas yang berada di pulau Bali.

Selain itu perencanaan dalam pembuatan tol ini digunakan untuk mempermudah akses ke berbagai tempat yang memiliki destinasi wisata unggulan di Bali.

Baca Juga: Keruk APBD Rp30 Miliar, Stadion Paling Ikonik di Karawang Bakal Dirombak Cantik Berlimpah Fasilitas Mewah

Setelah dianggurkan selama 2 tahun oleh pemerintah karena terkendala tander yang tidak bisa lolos dari babak prakualifikasi.

Badan Usaha tersebut adalah PT Bangun Sarana Agung yang kurang memenuhi kriteria untuk mengelola dan membangun tol ini, karena setelah ditelisik lebih dalam lagi kurangnya modal menjadi badan usaha tersebut tidak bisa lanjut ke tahap selanjutnya pada tahun 2022.

Menteri PUPR kala itu Basuki Hadimulyono memberikan keterangan, proyek ini awalnya adalah proyek yang diinisiasi oleh badan usaha atau unsolicited.

Baca Juga: Proyek Strategis Sepanjang 1.700 Km Ini Bakal Satukan Makassar dan Manado, Cek Progesnya

Namun, karena tender atau investor gagal memenuhi financial closed menyebabkan proyek ini diambil alih oleh pemerintah.

Selanjutnya tahap lelang kembali dibuka oleh BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) Kementerian PUPR melakukan proses prakualifikasi mulai 6 sampai 30 September.

Prakualifikasi dilakukan secara daring, pembukaan pendaftaran dimulai pada jam kerja yaitu dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.

Baca Juga: Anggaran Renovasi Capai Rp 266 Miliar, Stadion di Sidoarjo Berstandar FIFA Ini Dilengkapi Teknologi Canggih

Sampai akhirnya PT Tol Jagat Kerthi Bali adalah kandidat yang cocok untuk menangani pembangunan ini.

Pengerjaan jalan tol gilimanuk – mengwi akan dilanjutkan pada tahun depan, untuk sekarang PUPR dan tender masih melakukan groundbreaking untuk tol gilimanuk – mengwi.

Dampak pembangunan infrastruktur transportasi di antaranya akan meratakan sebanyak 58 desa di 13 kecamatan dari 3 kabupaten yang berada di Bali.

Baca Juga: Mangkrak 4 Tahun, Begini Nasib GOR Termahal Solo yang Dimodali Uni Emirat Arab-APBN hingga Rp108,8 Miliar

Jalan Tol Gilimanuk – mengwi akan dibagi menjadi 3 seksi karena dengan total panjangnya mencapai 96,8 kilometer.

Seksi pertama adalah Gilimanuk – Parkutatan dengan total panjang mencapai 53,6 kilometer.

Seksi kedua adalah Perkutatan – Soka dengan total panjang mencapai skitar 24,3 kilometer.

Baca Juga: Bangun Tanggul Raksasa, Menko AHY Rencanakan Proyek Pemulihan Lingkungan Pesisir Teluk Jakarta

Sedangkan untuk seksi ketiga adalah Soka – mengwi dengan total panjang 18,9 kilometer.

Daerah yang dilewati infrastruktur transportasi ini adalah kabupaten Badung, Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tabanan.

Uang yang digelontorkan untuk menyelesaikan salah satu mega proyek di Bali untuk mempermudah pergerakan transportasi ini mencapai Rp25,4 triliun namun, mengalami kenaikan angka dari Rp24,6 triliun.

Maka dari hal tersebut penggunaan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) menjadi langkah yang optimal untuk mencapai efisiensi biaya dalam membangun proyek transportasi.

Dengan alur KPBU pemerintah mengaharapkan berkurangnya beban APBN yang sudah ada sembari menjaga kualitas dan pembangunan yang efektif.

Jika sudah terbangun jalanan ini sangat membantu warga pulau dewata dalam memangkas waktu yang ada.

yang semula waktu tempuh yang didapatkan dari gilimanuk ke mengwi sekitar 5 sampai 7 jam, dapat dipangkas menjadi 1,5 jam sampai 2 jam saja.

Dampak lainya adalah dapat memperlancar pengkoordinasian distribusi logistik guna mengembangkan pariwisata di pulau ini.***(Wahyu Adji Nugraha)

Rekomendasi