

inNalar.com – Akhirnya memasuki tahun ini, Kementerian PUPR memberikan kabar gembira bagi warga yang tinggal di Kawasan Rebana.
Kabar gembira itu mengenai pengaktifan beberapa fungsi Bendungan Cipanas yang berada di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Infrastruktur yang digadang memiliki kapasitas 10 kali lipat lebih besar daripada Bendungan Kuningan ini akhirnya mulai suplai irigasi dan kebutuhan air baku bagi perindustrian dan pemukiman yang ada di Kawasan Rebana.
Baca Juga: Berkembang pada Abad ke-14, Kampung di Solo Ini Jadi Pelopor Industri Batik Modern Ramah Lingkungan
Untuk diketahui, Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa daerah yang disebut dengan Kawasan Rebana Metropolitan meliputi Cirebon, Patimban, hingga Kertajati.
Manfaatnya sangat dinanti masyarakat mengingat pembangunannya telah dimulai sejak November 2016 dan rampung di Akhir tahun 2023.
Usai 7 tahun penantian, akhirnya keterisian air Bendungan Cipanas ini sudah mencakup 10 persen dan diproyeksikan akan terus bertambah saat musim hujan tiba.
Kapasitas daya tampung yang jumbo, yakni sebesar 250,81 juta meter kubik ini diharapkan mampu menyimpan air untuk pasokan air bersih bagi wilayah pemukiman, perindustrian, hingga pertanian.
Dengan luas genangan 1.316 hektare, tampungan air dari infrastruktur raksasa ini dapat mengamankan kebutuhan air baku untuk daerah Kabupaten Sumedang dan Indramayu.
Setidaknya terdapat 9.273 hektare lahan irigasi yang siap dialiri air guna meningkatkan tingkat masa panen 2 hingga 3 kali dalam setahun.
Manfaat besar bagi sektor pertanian utamanya, Daerah Irigasi (DI) yang ada di area lahan pertanian di Cipanas, Cikawung, dan Cibunut dapat teraliri.
Selain itu, bendungan ini pun diharapkan dapat suplai air baku hingga kapasitas alirannya mencapai 850 liter per detik, teruntuk kawasan Rebana.
Adapun kapasitas 650 liter per detik untuk memasok air bersih kawasan industri yang ada di Kabupaten Sumedang.
Sementara pemukiman yang ada di Kabupaten Indramayu akan mendapatkan pasokan 200 liter per detik.
Harapannya, dengan mulai berdungsinya waduk raksasa ini, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrogidro (PLTMH) bisa mencapai 3 Megawatt (MW).
Serta mampu menekan debit banjir hingga efektivitasnya mencapai 84 persen atau setara 243 meter kubik per detik.
Artinya setidaknya terdapat 700 hektare kawasan yang akan tereduksi dari dampak banjir tersebut.
Sebagai informasi tambahan, Bendungan Cipanas ini dibangun dengan anggaran APBN dengan alokasi dana yang tersedot mencapai Rp2,06 triliun.
Dengan biaya yang sangat besar, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun pernah berpesan agar kualitas pembangunannya perlu diperhatikan agar penggunaan bisa optimal saat difungsikannya. ***