Data BPS: Kulonprogo Penghasil Bayam Terbesar, Bantul Gemar Paling Banyak Makan Sayuran

inNalar.com – Meski Kulonprogo dikenal sebagai pusat produksi bayam terbesar di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), ternyata konsumsi bayam tertinggi justru berada di kabupaten lain.

Data Badan Pusat Statistik terbaru menunjukkan bahwa warga Bantul mengungguli kabupaten lain di DIY dalam hal konsumsi sayuran ini.

Hal ini menciptakan sebuah paradoks menarik di sektor pertanian dan pasar sayur-sayuran di wilayah tersebut.

Baca Juga: Owner Garum Farm Asal Blitar Ungkap Hal Sepele yang Bikin Bisnis Ternak Domba Raih Omset Ratusan Juta

Kabupaten ini menempati urutan pertama dengan angka 0,083 meski produksi komoditas ini per tahun hanya di angka 3.339 kuintal dan berada pada urutan ke-3.

Disusul oleh Kabupaten Gunungkidul dengan angka 0,073 yang menghasilkan 893 kuintal komoditas ini per tahun.

Lalu ada Kota Yogyakarta di urutan ke-3 dengan angka 0,066 dan Kabupaten Sleman di urutan ke-4 dengan angka 0,059.

Baca Juga: Glodok: Kawasan Chinatown Terbesar di Indonesia dengan Sejarah yang Mempesona

Menariknya, Kabupaten Kulonprogo berada pada urutan terakhir dalam tingkat konsumsi sayuran ini dengan angka 0,056 padahal angka produksi bayam di kabupaten ini paling tinggi yaitu di angka 23.592 kuintal per tahun.

Kulonprogo selama ini dikenal sebagai daerah penghasil bayam di DIY, dengan panen raya yang terjadi hampir sepanjang tahun.

Berkat tanah yang subur dan sistem irigasi yang baik, produksi komoditas tersebut di kabupaten ini melimpah dan menjadi andalan di berbagai pasar lokal hingga luar daerah.

Baca Juga: Keunikan Bahasa dan Budaya di Indramayu, Perpaduan Sunda-Jawa di Tanah Pantura

Namun, hasil survei konsumsi menunjukkan bahwa warga Bantul justru yang paling banyak mengonsumsi sayuran ini dibandingkan wilayah lain di DIY.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang distribusi dan pola konsumsi masyarakat di kawasan tersebut.

Bayam dari Kulonprogo ternyata lebih banyak dikirim ke Bantul dan Kota Yogyakarta, yang dikenal memiliki pasar sayur-sayuran yang besar dan budaya kuliner yang beragam.

Tingginya permintaan sayuran ini di Bantul juga didorong oleh kampanye pola makan sehat yang gencar dilakukan oleh pemerintah setempat.

Warga Bantul semakin sadar akan pentingnya asupan sayur-sayuran, dan komodtas ini menjadi salah satu pilihan utama karena kandungan gizinya yang kaya, seperti zat besi, vitamin, dan serat.

Meski Kulonprogo adalah daerah penghasil, sebagian besar komoditasnya justru dinikmati oleh warga di luar kabupaten tersebut.

Hal ini mencerminkan dinamika ekonomi antara produsen dan konsumen di wilayah DIY.

Para petani di Kulonprogo pun tetap merasakan manfaatnya, karena tingginya permintaan sayur ini di Bantul dan sekitarnya menjamin harga yang stabil dan menguntungkan.

Mereka optimis bahwa produksi bayam mereka akan terus meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat.

Paradoks ini juga menunjukkan bahwa produksi dan konsumsi bayam di DIY saling mendukung.

Dengan Bantul sebagai konsumen terbesar dan Kulonprogo sebagai penghasil utama, keduanya berperan penting dalam menjaga ekosistem pertanian dan kesehatan masyarakat di wilayah ini.

 

Rekomendasi