Dari Gali Nikel ke Gali Harapan, Aksi Perusahaan Raksasa IGP Pomalaa Kembalikan 20 Cahaya Mata

inNalar.com – Di tengah hiruk-pikuk perdebatan sengit perihal dampak lingkungan yang berasal dari aktivitas tambang nikel, kehadiran perusahaan raksasa asal IGP Pomalaa ini tampak seperti sinar yang berhasil menerobos hitamnya gelap bagi mereka penyandang sakit mata.

Aksi luar biasa dari PT Vale Indonesia Tbk ini berhasil menggebrak opini publik, karena berhasil membalikkan arah arus stigma yang telah lama mengakar kuat, bahwa tidak selamanya perusahaan tambang adalah seorang raksasa penghancur yang menimbulkan banyaknya kerusakan.

Menjadi salah satu dari keseluruhan bentuk komitmen terhadap Environmental, Social, and Governance (EGP), PT Vale Indonesia IGP Pomalaa kini bukan hanya sekadar menggali nikel dari perut bumi, mereka telah menggali harapan baru masyarakat.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Pesantren Istighfar di Jawa Tengah, Berandalan Bisa Langsung Taubat Jika Ngaji di Sini

Melansir laman undp.org, EGP adalah program yang difokuskan untuk pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) berkelanjutan di sektor pertambangan yang turut mengintegrasi tata kelola lingkungan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Menyadur konten Youtube Trias Politica, diketahui bahwa PT Vale telah memberikan kontribusi besar untuk mengurangi angka kebutaan, melalui penyelenggaraan operasi katarak gratis bagi 20 orang pasien di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Menurut data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), terdapat sekitar 81,2% gangguan penglihatan mata di Indonesia akibat dari katarak, yang seolah menjadi tirai gelap pembatas potensi dan penghancur produktivitas masyarakat.

Baca Juga: Berjuluk Pesantren Preman, Santri Ponpes Unik di Semarang Ini Ternyata Didominasi Eks Bandit Jalanan

Mohammad Rifai, Head of Project IGP Pomalaa, menyatakan bahwa kegiatan operasi katarak merupakan realisasi dari komitmen PT Vale Indonesia untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang selaras dengan poin ketiga dari Sustainable Development Goals (SDGs) perusahaan, yaitu Good Health and Well-Being.

Perusahaan tambang nikel IGP Pomalaa ini menyusun agenda operasi katarak dengan pendekatan yang mendetail—yang dimulai dengan skrining, pemeriksaan pra-operasi, hingga perawatan pasca-operasi. Lebih dari itu, pasien juga diberikan pendampingan insentif yang luar biasa, hingga dinyatakan sembuh total dari katarak.

Menurut Rifai, akses layanan operasi katarak hingga kini masih terbatas bagi masyarakat, padahal kebutaan akibat dari katarak ini hanya memerlukan operasi yang cukup sederhana. Dengan diselenggarakannya operasi ini, besar harapan beliau agar masyarakat bisa kembali untuk produktif untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Baca Juga: Hari Ibu Nasional, BRI Peduli dan Srikandi BRI Sinergi Dukung Kelompok Usaha Wanita Klaten Semakin Berdaya

Beberapa tokoh masyarakat juga mengapresiasi kegiatan EGP ini. Sebagian dari mereka menyebutkan bahwa program besutan PT Vale Indonesia IGP Pomalaa, telah banyak membantu masyarakat Kolaka.

Muhammad Rizal Aziz, Direktur Klinik Mata Kolaka, menyebutkan realita ironi yang mengungkap tabir mewabahnya permasalahan katarak.

Besar harapan beliau agar program EGP kawakan tambang nikel ini bisa menurunankan angka kebutaan di Indonesia, karena masih banyak penyandang katarak yang belum memiliki kesempatan untuk melakukan operasi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa aksi heroik emiten tambang nikel IGP Pomalaa ini telah menyelamatkan 20 pasang mata warga Kolaka. Bahkan lebih dari itu, hal ini juga bisa menginspirasi sektor industri lainnya dengan bentuk kontribusi yang serupa.

PT Vale Indonesia Tbk, kawakan tambang yang membasiskan dirinya di Sulawesi Selatan ini telah menunjukkan satu hal penting, bahwa keajaiban bisa dicipta dengan cara yang tidak terduga. Kilau nikel mereka kini juga menerangi hidup banyak mata, sebagai bukti bahwa aksi sederhana juga bisa mengubah hidup manusia. ***