

inNalar.com – Seperti yang kita ketahui bersama, Papua Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Papua.
Beberapa tahun belakangan, pemerintah tengah gencar melakukan pembangunan berbagai infrastruktur di Papua Barat.
Adapun berbagai pembangunan infrastruktur di Papua Barat ini meliputi pembangunan jalan, bendungan, dan lainnya.
Baca Juga: Konser Musik ‘Break Out Day’ di Tasikmalaya yang dihadiri Band GIGI Batal, Ternyata Ini Alasannya
Pembangunan infrastruktur tersebut tentunya bertujuan untuk membangkitkan perekonomian dan ketahanan pangan di Papua Barat.
Salah satu infrastruktur yang telah rampung di bangun oleh pemerintah yakni berupa bendungan.
Bendungan di Papua Barat ini dikenal dengan nama Bendungan Wariori.
Lokasi dari bendungan Wariori ini berada di Wariori, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Bendungan Wariori ini mulai dibangun pada tahun 2013 dan rampung pada tahun 2016.
Dilansir inNalar.com dari pu.go.id, dengan adanya bendungan ini, diharapkan mampu mengairi seluas 3.450 hektar sawah.
Baca Juga: Dibangun Membentang di Atas Lembah, Jalan Tol Bangkinang – Koto Kampar Punya Teknologi Tahan Gempa
Biaya yang digelontorkan pemerintah untuk membangun bendungan ini mencapai ratusan miliar.
Diketahui, dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan bendungan di Papua Barat ini yakni mencapai Rp238 miliar.
Difungsikan untuk mengairi lahan sawah seluas 3.450 hektar, kini bendungan ini malah bikin petani terancam gagal panen.
Hal tersebut dikarenakan bendungan berusia 7 tahun di Papua Barat ini jebol.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan bendungan Wariori ini jebol diantaranya terdapat penebangan hutan liar yang membuat Satker Operasional dan Pemeliharaan SDA tidak mampu mengangkat batang kayu yang terdampar.
Kemudian, terdapat endapan sedimen di Sungai Wariori yang membuat Satker OP SDA melakukan pengerukan material pasir sungai yang mengendap di Bendungan ini.
Ada pula eksplorasi tambang ilegal di kawasan konservasi hutan di Sungai Wariori yang menjadi penyebab jebolnya bendungan.
Dampak jebolnya bendungan ini yaitu 500 hektar persawahan warga dimasuki oleh aliran air beserta pasir.
Tentunya hal tersebut berdampak pada hasil panen padi di daerah sekitar bendungan yang terancam gagal.***