Dananya Fantastis hingga Rp2 Kuadriliun, Proyek Kota Baru di Kuwait Ini Memasuki Pengembangan Tahap 1

inNalar.com – Kuwait merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang terkenal akan kekayaannya.

Dilansir inNalar.com dari kemlu.go.id, Kuwait merupakan negara yang sangat kaya dengan cadangan minyak dan gas alam.

Cadangan minyak yang sudah diketahui sebesar 96,8 miliar barel, merupakan 10% cadangan minyak dunia dan nomor 6 di dunia.

Baca Juga: Dulu Jadi Rebutan Eropa, Mesir Makin Cuan Berkat Pendapatan Terusan Suez Sentuh Rekor US$ 9,4 Miliar, Ternyata Ini Pemicunya

Dengan kekayaanya, Kuwait tengah membangun salah satu proyek termahal di dunia yakni pembangunan kota baru.

Proyek tersebut dikenal dengan nama Silk City atau dengan nama lain Madinat al Hareer.

Silk City merupakan proyek infrastruktur besar di Kuwait Utara yang saat ini memaskui pengembangan pada tahap satu.

Baca Juga: Lanskap 100.000 Ha Mesir Berubah! Bendungan Aswan Malah Sebabkan Kemunculan Penyakit Tertua di Dunia, Kok Bisa?

Pada tahap satu, pada proyek raksasa ini akan dibangun Jalan Lintas Syekh Jaber Al-Ahmad Al-Sabah.

Jalan tersebut telah rampung dan diresmikan pada Mei 2019 lalu.

Jalan lintas ini menghubungkan Kuwait Utara ke Kota Kuwait.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp463 Miliar, Megaproyek Presiden RI Ke-6 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Ini Mangkrak Sia-sia

Untuk proyek ini saja, diperkirakan telah menghabsikan dana sekitar 3 miliar USD atau setara Rp46 triliun.

Kemudian, pada tahap 1 juga dibangun Pelabuhan Mubarak Al Kabeer.

Pembangunan tahap 1 pelabuhan tersebut telah rampung pada tahun 2021 silam.

Baca Juga: Menjulang Setinggi 400 Meter, Mega Proyek Ambisius Arab Saudi Ini Disebut Mampu Menampung 20 Gedung, Kapan Rampung?

Pembangunan Pelabuhan Mubarak Al Kabeer adalah bagian dari proyek Kereta Api Teluk di Kuwait.

Kemudian, terdapat pula pembangunan pembangkit listrik Subiya di tahap pertama.

Pembangkit listrik Subiya adalah pembangkit listrik terbesar di negara ini fasilitas pembangkitan.

Hingga kini, proyek raksasa senilai kurang lebih Rp2 kuadriliun ini masih terus berjalan secara bertahap.***

Rekomendasi