China Sampai Ikut Bantu RI Danai Proyek Makan Siang Gratis Prabowo, APBN Rp71 Triliun Gak Nutup?

inNalar.com – Program makan bergizi gratis, lebih dikenal sebagai Proyek Makan Siang Gratis, yang digagas oleh Prabowo Subianto ini semakin dekat dengan tahap pelaksanaan.

Salah satu aspek dari program makan bergizi gratis yang sudah terlaksana adalah telah terbentuknya Badan Gizi Nasional.

Prabowo telah menyampaikan ide ini sebelumnya sebagai langkah awal dalam mempersiapkan proyek makan siang gratis.

Baca Juga: Gegara Gengsi, Brazil Rugi Usai Stadion Arena Da Amazonia Digunakan Piala Dunia 2014: Lokasinya Bikin Geleng!

Kini, program ini resmi diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.

Perpres ini menetapkan bahwa Badan Gizi Nasional berada di bawah presiden dan bertanggung jawab untuk memastikan pemenuhan gizi secara nasional.

Selanjutnya, uji coba program makan bergizi gratis juga terus digalakkan, Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka sering melakukan kunjungan langsung ke berbagai sekolah.

Baca Juga: Indonesia Rebut Pasar Perdagangan Udara, Inilah 5 Pesawat Rakitan Anak Bangsa yang Gemparkan Mancanegara

Sebagai informasi, tepat sejak tanggal 5 Agustus 2024, program ini telah dirasakan oleh 76 murid sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Tangerang.

Lebih lanjut, Dinas Pendidikan Kota Tangerang menargetkan ada 99 sekolah yang mengikuti program MBG ini hingga akhir November 2024.

inNalar.com dilansir dari indonesia.go.id, Proyek makan siang gratis membutuhkan anggaran besar dalam realisasinya. Pemerintah telah mengalokasikan Rp71 triliun untuk tahap pertama program ini dalam APBN 2025.

Baca Juga: Kini Jadi Ladang Cuan RI Rp1,7 Triliun, Ternyata Danau Toba Dulunya Hampir Bikin Manusia Alami Kepunahan

Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, usai rapat dengan berbagai kementerian di bawah koordinasi Kemenko Pangan.

Nominal tersebut dirincikan untuk pemenuhan gizi nasional dengan alokasi Rp63,356 triliun, kemudian untuk dukungan manajemen dialokasikan sebesar Rp7,433 triliun.

Di tahap pertama, dana ini akan digunakan untuk mendukung sekitar 19,47 juta penerima manfaat, termasuk anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Baca Juga: China Kuras Ikan di Laut! Kapal Bobot 100.000 Ton Ini Jadi Proyek Perikanan Cerdas

Prabowo Subianto akan melaksanakan program ini secara bertahap hingga bisa mencapai target 82,9 juta orang anak.

Jika diakumulasi, program ini akan membutuhkan dana mencapai Rp400 triliun per tahunnya.

Presiden Prabowo Subianto mengingatkan agar program MBG dikelola dengan baik karena mencakup berbagai pihak, seperti sekolah, petani, peternak, transportir, ahli gizi, dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Jalur Berbahaya Tapi Ngangenin? Ini Dia Tikungan Kereta Api Paling Ekstrem Sekaligus Terindah di Jawa Barat

Sesuai dengan penugasannya, Badan Gizi Nasional (BGN) akan menjadi koordinator utama dalam pelaksanaan program ini.

Dadan Hindayana selaku Kepala Badan Gizi Nasional, menjelaskan bahwa BGN saat ini telah membangun 85 satuan pelayanan, dimaan setiap satuannya dirancang dapat melayani 3.000 anak sekolah.

Kemudian terkait pendistribusiannya Badan Gizi Nasional akan menggunakan tiga metode distribusi untuk program ini.

Baca Juga: Libatkan Jepang, Investasi Terbaru PLTU di Jawa Tengah Rp56,7 Triliun Ini Digadang Mampu Kurangi Polusi

Pertama, dengan mendirikan dapur pusat. Kedua, dengan membangun dapur di sekolah atau pesantren yang jumlah siswanya lebih dari 2000 orang.

Opsi terakhir, dengan menyediakan layanan di daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam.

Untuk wilayah yang membutuhkan waktu hingga satu hari perjalanan, makanan akan dikirimkan dalam kemasan vacuum untuk menjaga kualitas.

Belum sampai satu bulan Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden RI, pada 9 November 2024, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden China, Xi Jinping.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, salah satu kesepakatan penting dalam pertemuan tersebut adalah dukungan pendanaan dari pemerintah China untuk program MBG di Indonesia.

Dengan disaksikan oleh kedua belah pihak, mereka melakukan penandatanganan MoU Project Funding Agreement: Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia.

Program Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia ini akan mulai berjalan pada 2 Januari 2025, dengan fokus pada siswa dari tingkat PAUD hingga SMA.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Tiongkok akan memberikan dukungan bagi program makan bergizi gratis ini.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, China telah menjalankan program yang serupa. Meski demikian, ia tidak merinci jumlah pasti dukungan dana yang diberikan oleh Tiongkok.

Airlangga juga menekankan selain bantuan tersebut, pendanaan program ini juga akan bersumber dari APBN.

Kabar ini memicu berbagai tanggapan di masyarakat, mereka mengkhawatirkan bahwa kesempatan ini adalah bentuk hutang dari China ke Indonesia.

Terlepas dari berbagai berita yang ada, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan membawa manfaat bagi perekonomian Indonesia.

Lembaga Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan bahwa program MBG akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia hingga Rp4.510 triliun pada tahun 2025.

Proyeksi ini didasarkan pada anggaran program sebesar Rp71 triliun yang menyasar 19,47 juta penerima, termasuk pelajar dan ibu hamil serta menyusui.

Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, menambahkan bahwa efek program ini pada PDB akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penerima dan anggaran yang dialokasikan.

Sedikit gambaran di tahun 2026 mendatang, jika anggaran telah siap Rp109,7 triliun dengan catatan total penerima mencapai 30,46 juta orang.

Maka dengan itu, dampaknya pada PDB diperkirakan bakal naik hingga Rp6.967,2 triliun.*** (Aliya Farras Prastina) 

Rekomendasi