
inNalar.com – Jangan sampai salah mengenali uang kuno 100 rupiah tahun 1978 dan 1973, meskipun sekilas sama tetapi ternyata memiliki perbedaan.
Di tahun 1978, Bank Indonesia mencetak uang kuno nominal 100 rupiah. Sebelumnya Bank Indonesia juga telah mencetak uang pecahan Rp 100 di tehuan 1973.
Namun, keduanya ternyata memiliki ciri yang berbeda meskipun secara sekilas keduanya terlihat sama.
Baca Juga: Siapa Syamsuar Halim? Inilah Kolektor Uang Kuno Penggemar Seri Wayang
Keduanya memiliki gambar wayang dan rumah adat gadang, tetapi ukurannya yang membuatnya berbeda.
Uang 100 rupiah tahun 1978 dijuluki sebagai yang koin rupiah tipis karena ukurannya lebih tipis jika dibandingkan dengan uang kuno terbitan 1973.
Koin kuno wayang tahun 1973 itu juga dijuluki sebagai koin tebal di kalangan kolektor.
Baca Juga: Uang Kertas Rp 50 Gambar Buaya Tahun 1957 Harganya Bikin Melongo, Kamu Punya?
Pada dasarnya desain keduanya hampur sama. Di bagian depannya terdapat gambar rumah gadang sedangkan di bagian belakangnya terdapat gambar wayang.
Uang kuno 100 rupiah tipis ini memiliki berat 7 gram dengan diameyter 28.5 mm. Koin tersebut termasuk lumayan besar dengan ketebalan 1.4 mm.
Adapun bahan yang digunakan untuk mencetak koin wayang ini, yaitu 75 persen tembaga dan 25 persen nikel.
Diketahui bahwa uang seri gambar wayang ini telah dicetak sejumlah 907 juta keping. Dengan cetakan sebanyak itu, maka uang ini belum bisa dikatakan sebagai uang kuno atau langka karena ketersediaannya masih banyak dan sering ditemui.
Koin kuno wayang ini dijadikan sebagai uang pembayaran selama 24 tahun tepatnya dari 10 Agustus 1978 hingga ditarik edarannya pada 25 Juni 2002.
Uang-uang kuno zaman dahulu biasanya juga digunakan sebagai alat kerokan oleh masyarakat. Namun, koin Rp100 tipis ini tidak digunakan karena pinggirannya yang bergerigi.
Sehingga apabila koin Rp100 ini digunakan untuk alat kerokan akan terasa sakit karena gerigi pada koin tersebut akan bersinggungan langsung dengan punggung.
Meskipun jumlah cetakannya banyak, tetapi tidak jarang ada oknum yang menduplikasikannya. Untuk mengetahui keasliannya bisa dikenali dari detail-detail kecil pada koinnya.
Di bagian depan yang bergambar rumah gadang, terdapat coretan yang menunjukkan jalan serta tulisan melingkar dengan kalimat Bank Indonesia dan nominal 100.
Di sisi luarnya juga terdapat garis titik-titik padat yang melingkar serta pinggirannya yang bergerigi.
Lalu, di tampat bagian belakangnya terdapat gambar wayang yang menunjukkan gunung yang ada hutannya. Selain itu, terdapat teks yang bertuliskan hutan untuk kesejahteraan.
Lantas, berapa harga pasaran dari uang Rp100 tipis gambar wayang tahun 1978 ini?
Dilansir dari YouTube Reneo Galeri, harga uang koin ini dibagi menjadi 3 kondisi dengan rincian sebagai berikut.
– Kondisi jelek: Rp800 hingga Rp2.000
– Kondisi bekas (yang sudah terbebas dari karat): Rp1.000 hingga Rp3.000
– Kondisi istimewa (masih mengkilap asli): Rp2.500 hingga Rp7.000
Jadi, itulah harga pasaran untuk uang koin yang ketersediaannya masih sering ditemukan. Namun, harga pasaran biasanya akan berubah-ubah tergantung situasi dan kondisinya.
Demikian informasi terkait uang koin Rp100 tipis gambar wayang dan rumah gadang tahun 1978.***