

inNalar.com – “Segala sesuatu itu ada batasnya, ketika batas itu engkau terobos maka kecelakaan, kekacauan, dan keburukan-keburukan itu yang akan mengenai kamu, bukan kesuksesan.” Habib Ja’far
Overthinking adalah suatu kondisi di mana kita berpikir dan menganalisis sesuatu secara berlebihan sampai mencapai titik menjadi suatu hal yang mengganggu fokus dan pikiran kita, melumpuhkan kemampuan kita untuk mengambil keputusan, dan membawa kecemasan atau stres yang berlebihan.
Melalui salah satu video yang diupload di Youtube bernama Cahaya untuk Indonesia, menurut Habib Ja’far, terdapat beberapa cara dalam Islam untuk mengatasi overthinking ini.
Pertama, kita harus sadari bahwa pikiran atau akal manusia memiliki batasnya.
Apabila telah mencapai suatu titik kelelahan dalam berpikir, berhentilah dan serahkan pada hati untuk menangani situasi tersebut.
Akal tidak bisa menjangkau segala sesuatu di luar kemampuan nalar, disitulah kita membutuhkan hati.
Dalam beribadah pun, Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan.
Sebagai contoh, Nabi Muhammad membatasi frekuensi puasa sunnah seorang sahabat yang berlebihan.
Ini menunjukkan bahwa segala hal yang berlebihan tidak baik, termasuk berpikir.
Kemudian, dalam berpikir biasanya ada kata “seharusnya” yang muncul yang menurut seorang psikolog bernama Kevin Horney, merupakan awal dari overthinking. Daripada berpikir dengan frame “seharusnya”, gantilah dengan berpikir dalam frame “semampunya”, sebagaimana Allah minta kepada kita dalam beribadah.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pekerjaan semaksimal mungkin.
Jika kita tidak memaksimalkan apa yang kita lakukan, kita akan diganggu oleh pikiran-pikiran seperti “Andai itu begini, andai itu begitu”.
Selanjutnya, meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak sepenuhnya ada di tangan kita. Serahkan hasil usaha dan ikhtiar kita kepada Allah dan berdoa kepada-Nya.
Akhirnya, manusia adalah makhluk yang tidak sempurna.
Semua orang pasti melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan, baik disengaja ataupun tidak.
Oleh karena itu, berdamailah dengan keadaan dan kesalahan diri sendiri.
Selain itu, isi waktu kosong dengan zikir dan ibadah kepada Allah atau hal-hal yang bermanfaat.
Dengan demikian, overthinking dapat diminimalisir karena pikiran kita telah terisi dengan hal-hal yang positif.
“Dzikir utamanya tidak hanya soal diucapkan atau di hati tapi dzikir utamanya adalah ketika engkau memikirkan Allah, mengingat Allah, menghadirkan Allah dalam segenap pikiran dan dirimu. Overthinking itu tidak ada gunanya, dia itu adalah sia-sia…” Ujar Habib Ja’far.
Berhenti berlebihan dalam berpikir, perbanyak waktu kita untuk merenungi dan mengingat Allah.
Mengisi waktu kosong dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menghindari overthinking dan sekaligus mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.***