

inNalar.com – Kata ‘Hilal’ merupakan istilah yang sering disebut dewasa ini. Para pemuda dan pemudi sering menyebut hilal untuk menanyakan kapan jodoh datang. Namun, kali ini bukan perkara jodoh melainkan cara menentukan awal Ramadhan.
Ramadhan 2022/1442 Hijriyah akan segera tiba. Bulan suci yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam ini segera datang dalam hitungan hari. Terkait kapan tepatnya awal Ramadhan 2022/1443 Hijriyah, maka petugas berwenang yang akan memutuskan melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu, salah satunya hilal.
Baca Juga: Bepergian saat Puasa? Beginilah Hukum Puasa bagi Musafir dari Sudut Pandang Ustadz Adi Hidayat
Lalu, bagaimana cara menentukan awal Ramadhan? Berikut inNalar.com sajikan informasinya.
Ustaz Adi Hidayat atau yang kerap UAH menjelaskan cara menentukan awal bulan Ramadhan melalui kanal YouTube Qultum TV.
“Begitu maghrib terjadi (pada akhir bulan Sya’ban), ketinggian itu sudah di atas 3 derajat,” jelas UAH pada 11 April 2021 untuk menjelaskan perkiraan posisi bulan menjelang Ramadhan 1442 Hijriyah tahun lalu.
Di Indonesia, penentu awal bulan Ramadhan adalah ketika bulan kecil (hilal) sudah berada 2 derajat di atas bumi. Pada akhir bulan sebelum berganti ke bulan selanjutnya, bumi dan bulan akan berada dalam satu garis lurus, hal ini disebut Ijtimak, dalam istilah astronomi disebut konjungsi.
Sebelum sampai pada sudut 2 derajat itu, posisi bumi dan bulan berada pada garis lurus yang menandakan tidak adanya sudut, dengan kata lain 0 derajat.
Rukyat (memantau aktivitas bulan) sangat penting terutama dalam menentukan awal Ramadhan. Dengan rukyat, posisi bulan dapat dilihat.
Baca Juga: Hal-hal yang Dimakruhkan saat Puasa di Bulan Ramadhan 2022 atau 1443 H Menurut Ustadz Adi Hidayat
UAH juga menjelaskan, bahwa jika pada maghrib 29 Sya’ban yang harusnya menjadi akhir bulan, apabila bulan belum berada pada posisi 2 derajat, maka berarti tanggalnya yang lanjut, bukan lanjut ke bulan baru. Artinya, bulan sya’ban terdiri dari 30 hari.
“Aspek yang digunakan di Indonesia itu menggunakan kemungkinan terlihat dua derajat,” imbuh UAH. Jadi, di Indonesia, awal bulan Ramadhan ditentukan berdasarkan posisi bulan. Lebih tepatnya, ketika bulan sudah berada pada posisi dua derajat sesuai pantauan.***