Capex 95,7 Juta USD Terkuras, Rupanya Adaro Sibuk Eksekusi Proyek Smelter Aluminium di Kalimantan Utara, Progresnya…

inNalar.com – Sepanjang tahun 2023, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) rupanya tengah sibuk ekspansikan bisnis tambangnya di Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara.

Perusahaan tambang batu bara ini diketahui terus menggempur progres pembangunan smelter aluminium guna capai target operasi di tahun 2025 mendatang.

Agaknya perusahaan yang dipimpin oleh Garibaldi Thohir ini mulai melirik potensi besar industri kendaraan listrik yang bakal merubah proyeksi gaya hidup masyarakat di masa depan.

Baca Juga: Babat Kelapa Sawit 160 Hektar! Sumatera Utara Kini Miliki Bandara Baru yang Digagas 10 Tahun Lalu, Daerah Mana?

Selain itu dukungan terhadap program hilirisasi pertambangan juga menjadi pertimbangan utama ekspansi perusahaan ini.

Dalam ikhtisar laporan kinerja keuangan per kuartal III 2023, ADMR membocorkan apa saja aktivitas belanja modal perusahaan beserta pencapaian produksinya.

Disebutkan bahwa Adaro Minerals Indonesia telah melakukan belanja moda atau capex hingga menembus 95,7 juta USD selama periode Januari – September.

Baca Juga: Kerugian Bencana Capai Rp51 Triliun! Masjid di Aceh Ini Tetap Berdiri Kokoh Walau Diserang Gempa Tsunami 8,9 SR, Benarkah?

Belanja modalnya tercatat naik 1.873 persen, karena pada tahun sebelumnya ADMR hanya menguras capex sebesar 4.85 juta USD.

Rupanya kenaikan belanja perusahaan yang melonjak tajam ini salah satunya dikarenakan agenda proyek pembangunan smelter aluminium di Kalimantan Utara.

Adapun dana yang bakal digelontorkan pihak perusahaan untuk proyek terbarunya ini sebesar 1,1 Miliar USD.

Baca Juga: 3 Jam dari Banjarmasin, Pasar Apung di Kalimantan Selatan Ini Masih Berlakukan Sistem Barter

Dengan banyaknya dana yang telah dikuras, maka sudah sampai tahap apa progres proyek smelter aluminium Adaro di Kalimantan Utara?

Lebih lanjut, pihak ADMR mengungkap perkembangan terkini melalui PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Dikabarkan pihak KAI telah menunjuk sejumlah kontraktor utama guna memproses pembangunan dan instalasi smelter.

Baca Juga: Terima Rp72 Triliun! Bandara di Aceh Ini Tak Hancur Walau Diterjang Tsunami Setinggi 30 Meter, Jadi Tempat Evakuasi?

Diketahui pula pihaknya telah melakukan pembukaan lahan untuk fasilitas mess permanen untuk menjamin kenyamanan para pekerja yang terlibat dalam proyek.

Pihaknya juga diketahui telah membangun pemecah gelombang untuk jeti (Coastal Jetty Breakwater) agar menjamin keamanan dermaga yang bakal menjadi sarana kegiatan bongkar muat material.

Selain itu, pembangunan fasilitas penunjang operasional smelter aluminium, dermaga sementara, hingga pengerjaan lahan juga telah diselesaikan.

Baca Juga: Estimasi Serap Tenaga Kerja 1.500 Orang, Proyek Kontroversi Senilai Rp290 Miliar di Padang Ini Berakhir Tragis?

Kendati demikian, rupanya performa kinerja keuangan perusahaan tetap aman terkendali.

Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan usaha yang berhasil diraih Adaro sebesar 8 persen, yakni menjadi 720,6 juta USD.

Hingga kini total aset yang dimiliki ADMR dari properti pertambangan sendiri tercatat sebesar 176,1 juta USD.

Baca Juga: Cegah Konflik dan Sengketa Lahan, Jokowi Sukses Bagikan 1.000 Sertifikat Tanah Wakaf di Jawa Timur

Sementara aset tetapnya naik 24 persen menjadi 496,1 juta USD. Kenaikan ini dimungkinkan adanya peran perusahaan dalam investasi smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry dan proyek lainnya yang tengah dikerjakan PT Maruwai Coal. ***

 

Rekomendasi