Canggihnya Tambang Kaltim, Perusahaan Batu Bara di Berau Ini Mulai Andalkan Kecerdasan Buatan AI

inNalar.com – Tambang di Kalimantan Timur (Kaltim) milik perusahaan batu bara terbesar Berau ini berhasil mencuri perhatian. Pasalnya, aktivitas tambang perseroan kini sudah mulai mengandalkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Perusahaan manakah itu? Inilah PT Berau Coal, senior di dunia pertambangan yang basisnya terletak di Tanjung Redeb. Alasan penggunaan AI dalam proses pengerjaannya di sini bukan untuk mengurangi peran manusia. Lantas, apa alasan sebenarnya? 

Banyak pihak yang merasa cemas karena teknologi berbasis kecerdasan buatan dianggap bisa mengganti peran manusia di berbagai sektor.

Baca Juga: Inilah Tujuan Kolektor Wajib Punya Sertifikat Ini, Perhatikan Sebelum Mengoleksi Uang Kuno

Seakan menjadi nyata, eksistensi sistem automasi ini bisa menembus jantung industri manufaktur Indonesia, dengan gebrakan revolusionernya yang mengubah cara kerja sektor tersebut dengan efisien.

Bagai angin yang memperkeruh badai, kenyataan bahwa kecerdasan buatan mampu menggantikan peran manusia di sektor tambang akhirnya muncul ke permukaan. Fakta ini semakin mempertegas kekhawatiran pihak-pihak yang kontra.

Melansir laman resmi itjen.kemdikbud.go.id,  penerapan sistem automasi di sektor ini ditujukan untuk menangani pekerjaan yang bersifat repetitif dan berisiko tinggi.

Baca Juga: 13,5 KM dari Sleman, Kampung Unik di Yogyakarta Ini Pantang Tidur di Atas Kasur: Jika Melanggar…

Langkah ini diambil ntuk meminimalisir potensi human error dan agar membawa efisiensi kerja ke level yang lebih tinggi.

Meski banyak menuai kritik tajam, Anda tidak bisa tutup mata tentang segudang manfaat yang dibawa oleh teknologi ini, kan? Apakah adil rasanya jika Anda hanya melihat itu dari sisi gelap saja?

Melansir apbi-icma.org, teknologi AI pertama kali diusung oleh manajemen perusahaan raksasa PT Berau Coal yang notabene-nya adalah pemain besar industri batu bara yang beroperasi di Kalimantan Timur.

Nah, langkah visioner ini bisa jadi tanda dimulainya era baru dalam dunia pertambangan Indonesia, lho!

Baca Juga: Ciri Ciri Uang Kuno 1000 Gulden yang Dijual di Pelelangan dengan Harga Ratusan Juta Rupiah

Inilah aplikasi aplikasi Mining Eyes Analytics (MEA), inovasi canggih yang digunakan oleh PT Berau Coal untuk mengawasi laju aktivitas tenaga kerja dan pergerakan kendaraan angkut secara real-time. Bukan hanya sekedar alat, MEA digadang-gadang sebagai aplikasi alternatif yang bisa mengubah sistem operasional pertambangan dengan presisi.

Dengan MEA, jarak antar truk tambang saat proses muat barang dapat diatur secara proporsional—seolah tiap gerakan dipantau dan dikendalikan secara otomatis.

Aplikasi MEA ini juga memiliki kemampuan luar biasa untuk mendeteksi setiap pergerakan dengan tingkat kecermatan yang mengagumkan, lho! Bagaikan pengawas lapangan, AI ini punya ketelitian yang hampir sempurna dengan memegang kontrol penuh pada setiap aspek operasionalnya.

Baca Juga: Melalui 1 Juta AgenBRILink, BRI Siap Kerahkan Layanan Nasabah Selama Nataru 2025

Jarak antar kendaraan yang memasuki area red-zone pun juga akan langsung dideteksi oleh sistem Analytics AI. Dengan peringatan ini, tidak akan ada seorang pun yang diizinkan untuk keluar-masuk dalam radius 20 meter, kecuali bagi pekerja yang telah mengonfirmasi kepentingannya dengan pihak control room.

Nah, control room ini memiliki kewenangan yang luar biasa besar, lho! Mereka bisa memberikan izin dengan memasangkan rambu-rambu khusus untuk menambah keselamatan kerja para pegawainya.

Kehebatan aplikasi MEA ini pun dibeberkan oleh Arinkonto Saputro, selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Berau Coal.

Baca Juga: Prediksi UMK Jatim 2025, Rate UMR Situbondo Masih Rp2 Jutaan, Terendah di Jawa Timur?

Menurut Arinkonto Saputro, sebelumnya pihak perusahaan hanya berbekal kamera biasa untuk  mengawasi aktivitas pertambangan dari jarak jauh. 

Kini mereka mencoba untuk mendigdayakan teknologi berbasis kecerdasan buatan AI yang bisa memantau rapatnya jarak antar truk dengan ketelitian yang luar biasa.

Berkat kecanggihan alat yang dimiliki perseroan, mereka bisa langsung mengintervensi jarak-jarak antar truk apabila kendaraannya terlampau dekat. 

Diungkap pula oleh Arinkonto, supir truk tambang pun juga dapat dideteksi kapan mereka mengalami kelelahan seperti mengantuk dan menguap.***