

inNalar.com – Sebuah temuan menarik baru-baru ini mengungkap cadangan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah diperkirakan bisa bertahan hingga 200 tahun ke depan.
Kabar melimpahnya potensi nikel di Morowali ini telah menarik perhatian perusahaan tambang asing. Mereka kini bersiap merapat guna ‘mengeksploitasi’ kekayaan alam tersebut.
Sementara di satu sisi, potensi ekonomi besar juga tampak menggiurkan, seiring munculnya pertanyaan besar tentang dampak lingkungan dari eksploitasi yang begitu besar ini.
Terbaru ada 1 perusahaan tambang asing yang sudah siap melakukan penambangan nikel.
Hal itu sebagaimana diungkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hilirisasi nikel yang digaungkan pemerintah kedatangan pemain baru asal Australia, yakni Nickel Industries.
Baca Juga: Sandang Ranking 1 Sekolah Termahal di Surabaya, SPP SD Islam Al Azhar 35 Surabaya Capai Rp 90 Juta
Perusahaan asing itu telah berkomitmen mengucurkan investasi senilai US$ 1,76 miliar untuk pembangunan proyek excelsior nickel cobalt (ENC) high pressure acid leach (HPAL).
Proses konstruksi penambangan nikel di Morowali itu telah dilakukan sejak Oktober 2023. Namun, perusahaan Australia itu akan mulai berproduksi paruh pertama 2025.
“Akan berproduksi awal 2025 dan mempekerjakan 3.500 orang,” kata Airlangga dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Jadi Daerah Penghasil Orang Pintar di Sumatera Utara, Inilah 5 Sekolah SMP Terbaik di Medan
Pemodal raksasa nikel asal China juga turut berinvestasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Kedatangan investor nikel asal China ini dimulai ketika pembangunan IMIP yang didukung langsung Presiden China Xi Jinping dan Presiden era Susilo Bambang Yudhoyono.
Lantas apa dampak perkembangan pesat industri nikel di Morowali, Sulawesi Tengah terhadap ekonomi lokal, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Berdasarkan hasil penelitian Unimus, perkembangan industri pertambangan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berjalan sangan cepat.
Khususnya industri-industri yang tergabung dalam kawasan PT IMIP.
Secara umum, jika ditilik dari Indeks Pembangunan Manusia di Morowali yang terus meningkat dari tahun 2018-2023 menunjukkan kemajuan.
Pada tahun 2018, IPM Kabupaten berjuluk Tapeasa Maroso ini sebesar 71,14 tergolong tinggi dan semakin naik ke angka 73,82 pada tahun 2023 menurut BPS.
Data ini mengindikasikan dampak tambang nikel cukup oke dalam mendorong kemajuan pembangunan manusia di kabupaten tersebut.
Indeks kedalam kemiskinan (PI) kabupaten ini menunjukkan trend menurun dari tahun 2021 sebesar 2,11 menjadi 1,52 pada tahun 2023.
Parameter ini merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk dari garis kemiskinan.
Setelah melihat kecenderungan penurunan indeks kedalaman kemiskinan di Morowali menunjukkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sehingga meperkecil kesenjangan pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan.
Struktur perekonomian masyarakat sekitar tambang nikel telah bergeser dari pertanian, kehutanan dan perikanan ke sector industry khususnya penambangan nikel.
Akibat terjadinya pergeseran ini, masyarakat yang berbasis industry menyebabkan sikap hidup konsumtif meningkat.
Demikian pula nilai ekspor barang dan jasa pun turut mengalami trend naik secara signifikan seiring dengan peningkatan produksi tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.