Butuh Duit Triliunan, Pemerintah Gagas Proyek Mirip Terusan Panama dengan Membelah Pulau Sulawesi demi Hubungkan IKN ke Papua


inNalar.com –
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo berencana melanjutkan proyek strategis yang akan membelah Pulau Sulawesi.

Proyek megah ini diproyeksikan menjadi terusan maritim penghubung antara Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan Indonesia bagian Timur, termasuk Papua. 

Megaproyek ini digadang-gadang mirip dengan Terusan Panana karena akan menjadi jalur logistik baru antara Selat Makassar dengan Teluk Tomimi. 

Baca Juga: Air Terjun Sekar Langit, Tempat Wisata Penuh Legenda Tersembunyi di Magelang, Jawa Tengah

Yaitu tepatnya di Sulawesi Tengah Kabupaten Sigi, dilewati oleh garis lintang nol derajat atau khatulistiwa sehingga dikenal dengan sebutan terusan khatulistiwa. 

Terusan ini diperkirakan membutuhkan anggaran hingga triliunan rupiah, tetapi diharapkan dapat memangkas waktu tempuh dan mengurangi biaya logistik secara signifikan.

Menghubungkan IKN ke Papua
Dilansir inNalar.com dari Skycharaper City pada 04 November 2024, rencana Terusan Katulistiwa pertama kali muncul pada 2008 saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Baca Juga: Besaran UMP Digadang Naik 8-10 Persen, Berapa Upah Minimum Jawa Timur Tahun Depan?

Usulan tersebut bermula datang dari Fadel Muhammad, mantan Gubernur Gorontalo, yang mengusulkan terusan ini sebagai jalan pintas maritim antara Selat Makassar dan Teluk Tomini.

Dukungan juga datang dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP).

Yang turut serta menyusun strategi pembangunan terusan serta pengelolaan Teluk Tomini.

Baca Juga: Ancam Ekosistem Pesisir Pulau Kecil, 3 Proyek Reklamasi di Kepulauan Riau Berakhir Dipasang Plang Merah

Dengan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur pada 2019, wacana proyek ini kembali menguat karena diharapkan jalur cepat kawasan timur Indonesia ke IKN. 

Rincian Teknis Proyek

Proyek Terusan Katulistiwa direncanakan membentang dari Desa Tambu di Kabupaten Donggala ke Desa Kasimbar di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, 

Menurut laporan Top Konstruksi. Ada dua opsi desain:

Alternatif 1, yaitu terusan sepanjang 28 km, lebar 200 m, dengan ketinggian bukit 70 m, dan volume galian mencapai 2 juta meter kubik.

Baca Juga: Segera Disahkan Pemerintah, Besaran UMP Jawa Tengah 2025 Bakal Naik 10 Persen? Ini Bocorannya

Sementara alternatif 2, yaitu terusan sepanjang 18,5 km, lebar 200 m, dengan ketinggian bukit 450 m, dan volume galian mencapai 3 juta meter kubik.

Sebagai alternatif lain, pemerintah Sulawesi Tengah juga sempat mempertimbangkan pembangunan jalan tol.

Tentunya di lokasi yang sama.Yaitu menghubungkan Pelabuhan Tambu dan Kasimbar.

Meskipun dinilai lebih lambat dibanding terusan laut, jalan tol ini tetap juga dapat membantu mempercepat jalur logistik.

Diperkirakan Menghemat Rp1,9 Triliun per Tahun

Menurut pakar ekonom dan infrastruktur, meskipun pembiayaannya mencapai triliunan rupiah, terusan Katulistiwa diperkirakan dapat mempersingkat rute kapal hingga 200 mil. 

Itu artinya, dapat menghemat bahan bakar dan waktu tempuh. Estimasi penghematan bahan bakar mencapai Rp1,9 triliun per tahun untuk sekitar 1.000 kapal. 

Proyek ini diharapkan memperlancar arus logistik dari kawasan Indonesia Timur ke IKN. 

Saat ini, kapal harus berlayar lebih jauh ke selatan Sulawesi, menambah jarak hingga 2.000 mil.

Dukungan Terbaru dari KMHDI

Dilansir InNalar.com dari YouTube Info Pagi, pada Agustus 2023, proyek ini diusulkan kembali oleh Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) kepada Presiden Joko Widodo.

Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra, menyampaikan pentingnya terusan ini, yang tidak hanya mempersingkat rute kapal dari Papua ke IKN.

Tetapi juga inklusivitas ekonomi, karena berpotensi menggerakan perekonomian di wilayah Indonesia Timur khususnya. 

Status Perencanaan dan Tantangan

Menurut laporan Top Konstruksi, proyek ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulawesi Tengah 2021-2026, 

Tentunya menandakan komitmen serius dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk mempercepat perencanaan. 

Namun, proyek ini masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait dengan biaya dan kompleksitas teknis akibat kondisi geografis di Sulawesi.

Dengan demikian, Jika terwujud, Terusan Katulistiwa tentunya menjadi jalur strategis dan percepatan ekonomi. *** (Gita Yulia) 

Rekomendasi