Buruh Dibungkam! Inilah Kisah Marsinah Sebagai Bukti Kekejaman Orde Baru Soeharto, Hingga Kondisi Jasadnya…

inNalar.com – Buruh dibungkam hingga tewasnya Marsinah dan buruh lainnya bukti kekejaman masa orde baru diatas pimpinan Soeharto.

Soeharto sebagai pemimpinnya pada masa orde baru dan sebagai presiden terlama di Indonesia yang menjabat selama 32 tahun dikenal sebagai salah satu presiden yang ditakuti.

Meskipun begitu, era orde baru dikenang sebagai era terbaik serta teraman di sepanjang sejarah Indonesia.

Baca Juga: Soeharto Tersangkut Masalah Korupsi, Rugikan Negara Triliunan dan Libatkan 7 Yayasan, Gagal Dihukum Karena Ini

Namun, mengenang luka lama yang terjadi kepada salah satu aktivis buruh pada masa Orde Baru yaitu Marsinah.

Pada masa orde baru menewaskan beberapa buruh, yang salah satunya adalah Marsinah pada 8 Mei 1993.

Penemuan Jasad Marsinah di daerah hutan yang terletak di Dusun Jegong, Nganjuk, Jawa Timur.

Baca Juga: Tak Mendapat Kepercayaan dari Masyarakat, Presiden ke-2 RI Lengser dan Para Loyalis Meninggalkan Soeharto

Marsinah bersama rekan lainnya dinyatakan hilang selama 3 hari pada tanggal 8 Mei 1993 akhirnya jasadnya ditemukan.

Dalam postingan Twitter @mbakfika1 yang menyebarkan poster dari Barikade 98 diketahui pula kondisi dari Marsinah yang sangat mengenaskan.

Saat jasadnya ditemukan, kindis tubuhnya sudah dipenuhi oleh luka serta hasil dari forensik menunjukan bahwa sebelum tewas, Marsinah sempat mengalami kekerasan seksual.

Baca Juga: Terjadinya Malari Hingga Singkirkan Kawan, Benarkah Soeharto Hilangkan Pesaing untuk Tetap Berkuasa?

Marsinah, merupakan aktivis dan buruh pabrik pada masa orde baru diatas pimpinan Soeharto.

Dirinya bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Marsinah diculik hingga ditemukan telah terbunuh. Terdapat dua orang yang terlibat pada otopsi pertama dan kedua pada jasadnya.

Kedua orang tersebut adalah Haryono sebagai pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk serta Prof. Dr. Haroen Atmodirono yang merupakan Kepala Bagian Forensik RSUD dr. Soetomo.

Dalam otopsi tersebut disimpulkan bahwa Marsinah tewas diakibatkan oleh penganiayaan yang berat.

Kronologi Hilangnya Marsinah

Pada masa orde baru, tahun 1992 terdapat himbauan kepada pengusaha agar memberikan kenaikan gaji hingga 20 persen.

Kabar tersebut disambut gembira oleh para karyawan, tetapi tidak oleh pengusaha yang menjadi resah, termasuk PT Catur Putra Surya (CPS).

Sehingga, karyawan PT CPS membuat keputusan untuk melakukan unjuk rasa pada 3 dan 4 Mei tahun 19443 untuk menuntut kenaikan upah dari Rp 1.700 menjadi Rp 2.250.

Marsinah ikut aktif dalam unjuk rasa tersebut bersama rekan-rekannya hingga unjuk rasa pada 5 Mei 1993.

Marsinah menjadi salah satu dari 15 orang perwakilan dari karyawan yang melakukan perundingan mengenai kenaikan upah dengan pihak perusahaan.

Baca Juga: Terjadinya Malari Hingga Singkirkan Kawan, Benarkah Soeharto Hilangkan Pesaing untuk Tetap Berkuasa?

13 buruh Tanpa Marsinah dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer 0816/Sidoarjo.

Mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dari PT CPS,m dan dituduh telah melakukan rapat gelap dan mencegah karyawan untuk masuk kerja 

Marsinah masih terlihat pada tanggal 5 Mei dja mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan dimana rekan-rekannya berada.

Namun, setelah pukul 10 malam Marsinah Sudah tidak terlihat lagi oleh rekan-rekannya, hingga tanggal 8 Mei mayatnya ditemukan.***

Rekomendasi