

Innalar.com – Antonio Guterres memperingatkan seluruh negara, bahwa Krisis iklim sudah amat mengkhawatirkan.
Antonia Gueterres mengatakan Bumi telah beralih dari fase pemanasan ke era pendidihan global.
Antonio berharap setiap negara baik negara maju dan berkembang, bisa melakukan aksi radikal untuk mengatasi krisis iklim.
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Tentang Hutan Hujan Tropis yang Berperan Sebagai Penjaga Stabilitas Iklim Global
Selain itu, menurut Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan salah satu langkah mengurangi emisi karbon menjadi lebih mendesak, jika dampak dan kerugian akibat perubahan iklim meningkat.
Menkomarves menyebut sebagai aksi nyata dalam rangka mengurangi dampak perubahan ikli, Presiden Indonesia Joko Widodo telah meluncurkan pembukaan perdagangan karbon.
Langkah Presiden Jokowi dianggap sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2060.
Skema perdagangan karbon dianggap cara paling efektif untuk menekan laju pemanasan global sekaligus meningkatkan green investment.
Perdagangan karbon ialah langkah pemerintah untuk meminimalisir emisi gas rumah kaca, dengan cara jual beli unit karbon.
Sedangkan menurut Menkomarves bursa karbon merupakan sistem yang mengatur perdagangan karbon. Bagi Menkomarves Nilai Kapitalisasi hingga 3 ribu triliun dari pasar karbon, bukan hal yang remeh.
Baca Juga: Perubahan Iklim Jadi Penyebab Salju Abadi di Puncak Jaya Wijaya Menuju Punah, Begini Kata BMKG
Adapun, saat ini jajaran pemerintahan berfokus pada arahan presiden terkait perubahan iklim.
Di antaranya, menjadikan referensi standar karbon internasional dan pemanfaatan teknologi untuk transaksi.
Sementara itu, pemerintahan juga sedang berfokus mangatur dan memfasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktik pada komunitas internasional.
Luhut Binsar Pandjaitan meyakini strategi busa karbon bisa menarik perhatian pendanaan global.
Alasannya karena negara-negara di Asia masih mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan, yang menciptakan peluang dalam bidang ekonomi berkelanjutan dan teknologi inovatif untuk mengurangi emisi karbon.
Menurut Presiden Jokowi Indonesia memanglah negara yang berpotensi besar dalam Natured-Based Solution.
Indonesia juga menjadi satu satunya negara yang bisa memenuhi 60 persen pengurangan emisi karbon dari sektor alamnya sendiri.***