

inNalar.com – Bali memiliki potensi perkebunan yang besar, salah satunya kopi yang banyak dibudidayakan di beberapa wilayah.
Ada satu daerah yang terkenal akan hasil kopi robusta berkualitas bagus, yaitu Kabupaten Buleleng.
Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Buleleng berhasil memproduksi kopi robusta sebanyak 5.255 ton per tahun 2023.
Baca Juga: Data BPS: Kulonprogo Penghasil Bayam Terbesar, Bantul Gemar Paling Banyak Makan Sayuran
Dengan hasil tersebut, Buleleng menyalip Tabanan sebagai produsen terbanyak pada tahun 2022 dengan hasil produksi mencapai 5.708 ton.
Lahan pertanian kopi di Buleleng seluas 10 ribu hektar dan sebanyak 76 persen diperuntukkan bagi kopi robusta.
Lahan perkebunan kopi robusta dapat dijumpai di hampir semua wilayah, kecuali Kecamatan Buleleng dan Gerokgak.
Kopi robusta dari Buleleng bisa tumbuh dengan baik karena ditanam secara organik serta kondisi geografis tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman kopi.
Tidak hanya kopi robusta, kopi arabika juga tergolong populer di Buleleng.
Berdasarkan perhitungan BPS, kopi arabika paling banyak dihasilkan di Bangli, yakni sebesar 1.960 ton pada tahun 2023.
Baca Juga: Glodok: Kawasan Chinatown Terbesar di Indonesia dengan Sejarah yang Mempesona
Namun, produksi kopi arabika di Buleleng juga tidak kalah mengesankan karena mencapai angka 1.107 ton.
Adapun wilayah yang terkenal sebagai penghasil kopi arabika adalah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Singaraja.
Desa Wanagiri ideal dijadikan perkebunan kopi sebab berada di ketinggian 1.220 meter dari permukaan laut, sehingga kopi bisa berkembang dengan baik berkat iklim sejuk.
Mayoritas penduduk membuka perkebunan kopi arabika, tetapi ada pula yang membudidayakan kopi robusta.
BUMDes Wanagiri turut memberikan pelatihan bagi warga mulai dari pembudidayaan hingga pengolahan kopi untuk dijual ke pasaran mengingat terjadi persaingan ketat dalam bisnis kopi di Pulau Dewata
Produksi kopi yang melimpah membuat sejumlah merek kopi lokal bermunculan, salah satunya brand Kopi Kejapa yang berasal dari Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar.
Kopi Kejapa menggunakan biji kopi petik merah yang tumbuh di lahan milik keluarga pemilik bisnis Kopi Kejapa, Gede Widarma, sehingga bercita rasa tidak terlalu pahit.
Produk yang menjadi andalan Kopi Kejapa adalah Robusta Golden Honey yang melalui tahap fermentasi selama 3 hari sebelum dikeringkan dan dipanggang.
Robusta Golden Honey dijual seharga Rp130 ribu per kilogram. Sementara Robusta Blend, varian robusta lainnya dibanderol seharga Rp170 ribu per kilogramnya.
Merek kopi ini juga menyediakan produk kopi arabika, yaitu Arabika Full Wash dan Arabica Natural yang tiap kilogramnya ditawarkan sebesar Rp210 ribu dan Rp235 ribu.***