Bukan Leuwikeris? Bendungan Termahal di Indonesia: Proyek Warisan Belanda di Sumedang Bernilai Rp6,5 Triliun!
inNalar.com – Masifnya pembangunan bendungan semasa pemerintahan Presiden Jokowi semakin mengundang rasa penasaran masyarakat untuk mengetahui proyek manakah yang nilainya termahal di Indonesia.
Sejauh ini, proyek bendungan termahal di Indonesia disematkan pada Waduk Leuwikeris yang letaknya berada di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Penobatan ini datangnya dari ungkapan Jokowi saat peresmian infrastruktur tersebut.
Namun tunggu dulu, ternyata ada juga lho proyek bendungan kuno warisan Belanda di Jawa Barat yang nilainya jauh lebih mahal dari Waduk Leuwikeris. Lokasinya berada di Kabupaten Sumedang.
Baca Juga: Mubazir! Inilah 3 Megaproyek Terbengkalai di Provinsi Aceh, Anggaran Masuk Kantong Pribadi?
Wajar jika waduk yang berada di Kabupaten Tasikmalaya menang pamor daripada infrastruktur tetangganya.
Pasalnya, diucap Jokowi bahwa anggaran pembangunan yang menembus Rp3,5 triliun terbilang mahal dan melampaui sejumlah proyek infrastruktur sejenis lainnya.
“Ini adalah bendungan yang menelan biaya paling besar. Rp3,5 triliun, biasanya Rp800 miliar, Rp1 triliun, atau Rp1,5 triliun,” tutur Presiden RI Jokowi, dikutip dari laman Presiden RI.
Apabila mengintip Waduk Semantok yang berada di Nganjuk, Jawa Timur memang nilai anggaran yang tersedot dalam pembangunannya mentok di angka Rp2,5 triliun.
Begitu pula dengan Waduk Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara pun pembiayaannya Rp1,9 triliun.
Namun apabila ditarik garis ke masa lampau, benarkah Bendungan Leuwikeris merupakan proyek infrastruktur kelola air termahal di Indonesia?
Baca Juga: Waspada Scammers! Begini Cara Bedakan Undian Berhadiah BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu
Mari tengok infrastruktur proyek warisan Belanda ini terlebih dahulu, namanya adalah Waduk Jatigede. Masih berlokasi Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Sumedang.
Infrastruktur raksasa yang dibangun di sepanjang Sungai Cimanuk ini perencanaannya sudah dilakukan sejak Pemerintahan Hindia Belanda berkuasa.
Bendungan raksasa Sumedang ini juga layak disebut sebagai waduk termahal di Indonesia karena nominak anggaran pembangunannya dua kali lipat Leuwikeris, berapa?
Baca Juga: Diduga Mundur, Progres Pembangunan Jembatan Kereta Api Simpang Joglo Solo Masih Segini
“Waduk Jatigede dibangun dengan biaya anggaran hingga mencapai 467 juta US dolar,” dikutip dari Dinas Arsip dan Perpusda Kabupaten Sumedang.
Apabila dihitung secara lebih rinci dengan kurs semasa pembangunan yang dahulu dilakukan pada masa Pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Rp14.000 maka dapat diketahui nilai proyek waduk termahal RI kepunyaan Sumedang ini mencapai Rp6,53 triliun.
Inilah mengapa warisan Belanda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pun layak menyabet citra proyek waduk termahal di Indonesia.
Baca Juga: Megah! Gelontorkan Rp5,4 Triliun, PT Pakuwon Jati Garap Megaproyek Superblok ke-6 di Batam
Sumber pembiayaannya yang begitu besar diketahui ada andil kasih dari luar negeri, yakni pinjaman dari CEXIM China.
Bedungan ini disebut sebagai proyek warisan Belanda di Jawa Barat sebab perencanaannya sudah didiskusikan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.
Pada era Soekarno, proyek ini sempat terbahas tetapi baru mulai bergerak pembangunannya pada tahun 1988.
Baca Juga: Flyover Juanda: Apakah Dana Rp363 Miliar Cukup untuk Mengatasi Kemacetan di Bundaran Aloha?
Kendati demikian, proyek ini nyala redup mulai tahun 1990-an tetapi konstruksi pembangunan megahnya mulai terlihat pada tahun 2007.
Pembangunannya diseriusi oleh Presiden SBY, hingga akhirnya bendungan bernilai fantastis ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015.
Sebagai informasi, Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang ini diketahui pula memiliki kapasitas terbesar kedua di Indonesia.
Bagaimana tidak, kapasitas daya tampungnya mencapai 979,5 juta meter kubik air. Jika dibandingkan dengan Bendungan Leuwikeris, waduk legendaris Jawa Barat ini menang telak.
Pasalnya daya tampung airnya hanya 81 juta meter kubik air.***
Rekomendasi
