Bukan lagi Keruk Bumi, Emiten Batu Bara Riau Ini Banting Setir Kembangkan Produk Langka

inNalar.com – Lika-liku bisnis modern selalu melahirkan intrik persaingan tanpa ampun. Salah satu langkah spektakuler yang menjadi jalan pintas adalah ‘banting setir’ berkedok inovasi—sebagai manuver untuk mempertahankan hidup dan matinya suatu perusahaan.

Namun, emiten tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga mengepakkan sayapnya di Riau ini berhasil melampaui ekspektasi paling liar. Mereka bahkan masih terus mengeruk bumi sembari kembangkan produk pembenah tanah.

Saat ini, PTBA tengah menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam satu aliansi epik, yaitu program riset dan pengembangan batu bara kalori rendah menjadi asam humat. Pertanyaannya adalah, apakah ini strategi jenius, atau langkah putus asa? Mari kita breakdown!

Baca Juga: Dihargai Dua Kali Lipat! Uang Lama Rp20.000 Tahun 1998 Ki Hajar Dewantara Jadi Rebutan, Cek Ciri-cirinya

Menyadur konten Youtube UGRG UGM, diketahui bahwa tim penelitian dari Unconventional Geo-Resources Research Group (UGRG) Fakultas Teknik UGM telah merilis produk asam humat dan asam fulvat dari hasil ekstraksi batu bara berperingkat rendah dari PTBA IUP Peranap.

Batu-bara yang berasal dari PTBA IUP Peranap—nyaris tidak tersentuh potensinya karena nilai kalori komoditinya masih terlalu rendah. Seperti terdistraksi kobaran ambisi, tim peneliti UGRG UGM yang dikomandoi oleh Ferian Anggara mengemban misi pengembangan teknologi ekstraksi mutakhir yang mampu menyulap batu bara itu menjadi asam humat untuk pembenah tanah.

Sebagai tambahan informasi, asam humat adalah hasil ekstraksi bahan organik yang bisa dijadikan sebagai substitusi pupuk. Dengan begitu, asam humat dapat dijadikan sebagai produk pembenah tanah karena bisa mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia.

Baca Juga: Gokil! Uang Lama Rp20.000 Burung Cenderawasih Tahun 1992 Harganya Tembus Ratusan Ribu di Pasaran

Ferian Anggara selaku pimpinan UGRG UGM telah merilis hasil riset awalnya dengan tim. Disebutkan oleh beliau bahwasanya batu bara dengan kalori rendah di IUP Peranap ini memiliki kandungan asam humat berkualitas tinggi.

Melansir laman resmi ft.ugm.ac.id, peluncuran prototipe asam humat ini telah dilakukan oleh PTBA dan UGRG UGM di IUP Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau pada tanggal 12 Desember 2024. Rencananya, prototipe ini akan dikembangkan menjadi pilot project dan tonggak hilirisasi batu bara.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail merespon positif prototipe ini. Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk transformasi dari PTBA agar kelak bisa menjadi emiten tambang kelas dunia yang berwawasan lingkungan. Selain itu, pilot project ini juga sejalan dengan AstaCita Pemerintah dalam swasembada pangan, karena bisa membantu memenuhi kebutuhan produk pupuk.

Baca Juga: Terasa Lapar Dini Hari? Kampung Kue Surabaya Ini Jadi Surga Panganan Untuk Perut Kosongmu!

Arsal Ismail juga mengklaim, prototipe ini merupakan gerbang awal menuju perjalanan panjang emiten tambang PTBA yang melahirkan mahakarya inovasi yang berkualitas dan bernilai tinggi—untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Emiten tambang batu bara raksasa ini bukan banting setir untuk produksi produk pembenah tanah, melainkan untuk pengembangan pilot project inovasi sekaligus hilirisasi komoditi batu bara.

Dengan langkah inovatif tersebut, PTBA IUP Penerap Riau secara tidak langsung tengah bertransformasi untuk menjadi pionir dengan mencipta suatu inovasi yang berdaya guna. ***