

InNalar.com – Sosok pembawa acara kondang sekaligus politisi Indonesia, Helmy Yahya beberkan dampak dari tidak banyak teman.
Hal ini dipicu setelah Helmy Yahya mengaku telah membaca buku berjudul All You Need is Less.
Sebuah karya dari Viki Vrint tentang kunci sukses dan bahagia. Membuat Helmy Yahya tergugah dan ingin menerapkannya.
Tak terkecuali, salah satu kunci dan sarannya adalah dengan tidak banyak teman.
Sekilas apa yang disampaikan Helmy Yahya dari buku tersebut terkesan bernada negatif.
Sebab dari pandangan umum, bahwa tidak banyak teman artinya tidak punya banyak relasi.
Sehingga dampak yang dikhawatirkan, seseorang sulit menemukan jaringan atau opsi jalur kesuksesan.
Selain itu, bisa dianggap seperti merendahkan seseorang atau terkesan pilih-pilih teman. Tapi Helmy Yahya punya alasan kuatnya.
Helmy Yahya percaya bahwa setiap orang punya kelebihannya masing-masing.
Helmy Yahya menjelaskan, perlunya menyadari kekurangan dan apa yang perlu improve pada diri kita.
Banyak teman bukan berarti semuanya berkualitas. Sebaliknya, tidak banyak teman bukan berarti tidak ada yang berkualitas.
Karena Helmy Yahya meyakini, makin dewasa, gerak kita kian menyempit dengan rutinitas.
Maka sangat disayangkan, jika kita meluangkan waktu untuk banyak teman yang tidak memberi dampak baik.
Sebab lingkungan pertemanan bisa begitu besar memberikan dampak bagaimana kita kedepannya.
Apalagi teman yang toxic atau berpeluang bisa menyakiti dan mencelakai kita, Helmy Yahya sarankan untuk ditinggal.
Terlalu banyak teman yang tidak beri feedback atau malah merugikan, bisa melahirkan dampak krusial.
Karena hal tersebut, menurut Helmy Yahya akan menghambat jalan sukses dan bahagia seseorang.
Saran dari Helmy Yahya, agar mengurangi atau menyaring banyak teman lalu sisakan yang berkualitas.
“Kalau ingin tingkatkan religius, berteman dengan orang yang religius,” tutur Helmy Yahya sembari lanjutkan ungkapan sebelumnya.
Ucapan tersebut tidak lain diniatkan Helmy Yahya hanya sebatas contoh atau perumpamaan.
Ini juga mengukuhkan, bahwa materi atau kekayaan tidak selalu dipandang sebagai patokan sukses dan bahagia.
Ada nilai yang lain. Contohnya seperti kerja keras dan semangat, juga bisa jadi dampak positif yang mampu diserap oleh diri.
Dari tidak banyak teman itulah, terdapat pembelajaran untuk memilih lingkaran pertemanan yang sehat.
Demi meraih dampak sukses dan bahagia agar mampu tangkal hambatan masa depan. ***