Bukan Borobudur atau Prambanan di Jawa Tengah, Ternyata Candi Tertua di Pulau Jawa Ada di Jawa Barat!
inNalar.com – Terkenal sebagai Candi tertua di dunia, ternyata Candi Borobudur maupun Candi Prambanan bukan Candi tertua di Pulau Jawa.
Candi Borobudur merupakan situs Candi yang berada di Daerah Magelang, Provinsi Jawa Tengah, sedangkan Candi Prambanan merupakan Candi yang terletak di Kabupaten Sleman, DIY.
Namun, walaupun kedua Candi tersebut terkenal di seluruh Dunia, namun ternyata keduanya bukan candi tertua di Pulau Jawa.
Candi tertua di Indonesia diketahui berada di Daerah Karawang Provinsi Jawa Barat, yag mana Candi tersebut bernama Candi Jiwa.
Baca Juga
Menurut pakar arkeologi, Candi Jiwa di Jawa Barat telah dibangun sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-6 masehi, tepatnya pada masa kerajaan Tarumanegara.
Candi Jiwa di Jawa Barat terletak pada kedalaman dua meter di bawah permukaan sawah.
Awalnya Candi Jiwa di Jawa Barat tersebut terlihat seperti gundukan tanah seperti bukit kecil setinggi 2 meter dari permukaan sawah, sedangkan yang 2 meter-nya lagi masih terkubur di dalam tanah.
Menurut sumber, Candi Jiwa di Jawa Barat tidak seperti Candi-candi lainnya di Indonesia yang dibangun megah dan menjulang tinggi.
Candi Jiwa di Jawa Barat dibangun hanya setinggi 4 meteran saja dan seluas 500 meter persegi.
Baca Juga: Berikut Daftar 5 Kota Terbesar di Jawa Barat, Nomor Satunya Bukan Bandung Tapi Kota Ini, Bisa Tebak?
Pasalnya, Candi Jiwa di Jawa Barat diduga dibangun bukan untuk upacara di atasnya, namun hanya untuk tempat persembahyangan saja bagi penganut Budha.
Di atas Candi Jiwa di Jawa Barat diketahui terdapat ukiran yang menyerupai padma, atau bunga teratai.
Selain itu, di atas Candi Jiwa, Jawa Barat juga diduga terdapat patung Budha jika dilihat dengan seksama.
Baca Juga
Letak dari Candi Jiwa di Karawang Jawa Barat tersebut sebenarnya merupakan area persawahan dan permukiman penduduk.
Tepatnya lokasi dari Candi Jiwa tersebut berada di antara 2 Desa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Candi Jiwa di Jawa Barat mulai dipugar pada tahun 1996 hingga tahun 2001 oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.***
Rekomendasi
