

inNalar.com – Jawa Timur memiliki keragaman unik dari alam hingga budaya yang tersebar di berbagai daerah.
Salah satunya adalah keberadaan pasar unik yang berlokasi di tengah hutan pegunungan Trenggalek, Jawa Timur.
Meskipun lokasinya yang terpencil, pasar tradisional di Trenggalek ini rupanya tidak pernah sepi pengunjung.
Baca Juga: Suhu Terdinginnya 11 Derajat Celcius, Inilah 4 Daerah Terdingin di Jawa Timur, Bikin Auto Menggigil!
Dilansir inNalar.com dari kanal YouTube @jejakrichard6293, pasar tradisional tersebut adalah Pasar Dompyong.
Lokasinya yang berada di lereng Gunung Wilis membuat pasar tradisional terpencil Trenggalek ini diapit oleh jurang.
Namun, kondisi tersebut tidak membuat pasar tradisional tertinggi di Trenggalek ini sepi pengunjung.
Kebanyakan pembeli di Pasar Dompyong adalah penduduk di Desa Dompyong dan Desa Botoputih.
Diketahui, Pasar Dompyong di Trenggalek ini menyediakan berbagai kebutuhan warga dari dua desa tersebut.
Rupanya, kebanyakan pengunjung dan pembeli dari pasar tradisional ini selalu datang sebelum jam 8 pagi.
Sehingga bila sudah di atas jam tersebut, banyak dagangan yang sudah tidak dapat ditemukan karena laku dan juga jumlah pembeli yang lebih sedikit.
Namun, tak jarang juga pedagang yang tidak bisa menjualkan barangnya hingga laku banyak pembeli.
Hal ini dikarenakan kios Pasar Dompyong yang panjang hingga menjorok ke hutan, sehingga banyak pembeli yang tidak mengeksplor kios terjauh.
Tempatnya yang asri karena berdekatan dengan hutan pinus juga membuat pasar tradisional yang berada di perbatasan Trenggalek-Ponorogo ini memiliki udara sejuk.
Sayangnya, jalan terjal dan menanjak harus dilalui pengunjung agar dapat berkunjung ke pasar tersebut.
Hal unik lain yang dimiliki oleh Pasar Dompyong di Trenggalek tersebut adalah dibuka setiap hari pasaran Pahing dan Kliwon.
Baca Juga: Telan Biaya Rp2,6 Triliun, Proyek Bandara yang Hanya 65 Km dari Bandung Ini Sempat Mandek 10 Tahun
Sehingga, bila ingin mengunjungi pasar terpencil di Trenggalek ini, pengunjung harus melihat hari terlebih dulu agar tidak datang sia-sia.***