Budaya Rebahan Bayangi Generasi Mahasiswa, Begini Ancaman Nyata Dari Sedentary Lifestyle, No. 1 Mimpi Buruk Para Wanita

inNalar.com – Kehidupan mahasiswa zaman sekarang tidak lepas dari budaya penggunaan teknologi—dari laptop untuk tugas kuliah, ponsel untuk bersosialisasi, hingga tablet untuk streaming drama sampai larut malam. Semua ini berujung pada satu kebiasaan: berdiam diri rebahan di satu tempat dalam waktu lama.

Tanpa sadar, mahasiswa modern lebih banyak duduk atau tiduran daripada bergerak, menjadikan mereka generasi yang semakin akrab dengan sedentary lifestyle alias budaya rebahan kaum mager yang tanpa disadari bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Dulu, mahasiswa dikenal sebagai agent of change; berkeliaran di kampus, ikut demonstrasi, dan bergerak ke sana kemari dengan semangat juang. Namun sekarang, mahasiswa lebih akrab dengan kasur dan kursi daripada dengan jalanan kampus.

Baca Juga: Pengin Sahur Praktis? Cobain 7 Resep Ayam Bumbu Ungkep Ini Aja, Puasa Ramadhan Jadi Anti Ribet Deh!

Bandingkan dengan kondisi saat ini, banyak dari mereka duduk berjam-jam mengerjakan tugas di depan laptop. Begitu tugas selesai? Alih-alih berdiri dan meregangkan badan, ia langsung beralih ke ponsel, scroll media sosial, nonton video kucing, atau debat kusir di kolom komentar.

Lalu, ada juga beban akademis yang tidak masuk akal, yaitu ketika para dosen memberi tugas dengan deadline yang lebih cepat dari kecepatan mahasiswa memproses eksistensi hidupnya.

Semua ini berujung pada satu hal: mahasiswa lebih sering diam di satu tempat, duduk berjam-jam, bahkan rebahan dan hanya mengandalkan jempol untuk beraktivitas.

Baca Juga: Seminggu Buka Puasa Sehat dengan 7 Kreasi Minuman Segar Ini, Tanpa Gula dan Sirup, Cocok Buat Kaum Diet

Teknologi, hiburan digital, dan tekanan akademis telah menjadikan mahasiswa memiliki budaya rebahan profesional; bergerak jadi kemewahan dan olahraga dianggap mitos belaka.

Tidak heran jika sedentary lifestyle semakin melekat, karena menggerakkan badan sudah kalah jauh dengan daya tarik scroll tanpa akhir. Berikut akan dipaparkan beberapa faktor pemicu kenapa mahasiswa jadi kaum mager:

1. Terlalu Dimanjakan Teknologi

Kuliah online, hiburan digital tanpa batas, dan segala sesuatu bisa dilakukan hanya dengan menggerakkan jari di layar. Kalau dulu orang harus berjalan ke toko buku untuk mencari referensi, kini tinggal klik “download.” 

Baca Juga: 3 Gaya Hidup yang Bikin Mahasiswa Berperilaku Hedonisme, Ternyata Bermula dari Satu Hal Sepele Ini

2. Beban Akademis yang Mencekik

Skripsi, junal, praktikum, presentasi tugas kelompok, deadline yang mengejar tanpa ampun. Semua ini memaksa mahasiswa menghabiskan waktu di depan layar. Kalau sudah lelah, bukan jalan-jalan yang jadi pilihan, tapi rebahan sambil scroll TikTok.

3. Tren Hidup Serba Praktis

Pandemi sudah berlalu, tapi efeknya masih terasa. Kuliah dari rumah, bekerja dari kasur, bahkan pesan makanan cukup lewat aplikasi. Siapa yang mau repot berdiri kalau semuanya bisa dilakukan sambil tiduran?

Baca Juga: Ada 2 Aturan Tumpang Tindih di Lingkup Pendidikan Tinggi, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat Ingatkan Ini

Menurut jurnal penelitian Fakumi Medical Doctor (2023), sedentary lifestyle bukan sekadar kebiasaan malas bergerak, karena ini adalah tiket VIP menuju berbagai masalah kesehatan yang akan datang lebih cepat dari tugas mendadak dari dosen.

Awalnya, tubuh mungkin terasa baik-baik saja. Duduk berjam-jam sambil menatap layar? Tidak masalah. Tapi lama-lama, efeknya mulai terasa, dan percaya atau tidak, tubuhmu mulai protes dengan cara yang tidak menyenangkan. Inilah dampak dari pola hidup mager ini:

1. Tubuh yang Makin ‘Melebar’

Duduk berjam-jam tanpa gerak? Itu adalah resep sempurna untuk obesitas, penyakit jantung, hingga diabetes. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang tiba-tiba kaget saat timbangan menunjukkan angka yang tak terduga.

Baca Juga: Ada 2 Aturan Tumpang Tindih di Lingkup Pendidikan Tinggi, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat Ingatkan Ini

2. Mental yang Makin Rapuh

Kurangnya aktivitas fisik ternyata bukan hanya berdampak pada tubuh, tapi juga pikiran; stres meningkat, kecemasan melonjak, dan risiko depresi pun ikut naik.

Jadi, kalau merasa sering uring-uringan tanpa sebab, mungkin solusinya bukan curhat di Twitter, tapi sekadar jalan-jalan keluar rumah.

3. Produktivitas yang Terjun Bebas

Ironisnya, semakin sering rebahan, semakin sulit untuk fokus. Mahasiswa yang jarang bergerak cenderung lebih cepat lelah, sulit berkonsentrasi, dan gampang terdistraksi. Akhirnya, tugas yang harusnya selesai dalam sejam malah molor jadi seharian.

Baca Juga: Bab 5 Subbab Kegiatan 2, Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia kelas 10 SMA Hal. 204 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Oke, cukup sudah jadi kaum rebahan profesional! Sebelum tubuh benar-benar menyatu dengan kasur dan otak makin lemot seperti laptop tua kehabisan RAM, saatnya kita ambil tindakan.

Jangan sampai pola hidup ini mengantarkanmu pada perjalanan tak terduga menuju dokter lebih cepat dari yang kamu. Berikut adalah tips and trick yang telah kami rangkum:

1. Beri Jeda dari Layar, Ajak Tubuh Bergerak!

Jangan biarkan tubuh membatu di depan laptop! Setiap 30 menit, bangun dan lakukan peregangan atau jalan sebentar. Mau lebih seru? Coba berdiri saat meeting online, siapa tahu teman-teman ikut termotivasi.

Baca Juga: Bab 6 Berkarya dan Berekspresi Melalui Puisi, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 SMA Hlm. 226 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

2. Jangan Jadi Budak Deadline, Atur Jadwal dengan Bijak!

Sisihkan waktu untuk bergerak, bukan hanya untuk tugas. Jadwal yang seimbang antara akademik dan aktivitas fisik bisa membantu tubuh dan pikiran tetap segar.

3. Batasi Waktu Layar, Nikmati Dunia Nyata

Satu jam scrolling media sosial bisa diganti dengan olahraga ringan atau sekadar jalan-jalan. Jangan sampai teknologi yang seharusnya membantu justru mengubah kita menjadi zombie digital.

Sebagai penutup, sedentary lifestyle bukan sekadar kebiasaan malas, tapi ancaman nyata bagi kesehatan fisik dan mental mahasiswa.

Teknologi memang mempermudah hidup, tapi jangan sampai membuat kita lupa bahwa tubuh butuh bergerak. Jadi, sudahkah kamu berdiri hari ini, atau masih setia menjadi anggota kaum rebahan? ***