

inNalar.com – Pengamat asing menyebutkan bahwa kekuatan militer Indonesia bisa mempengaruhi perdamaian dunia, termasuk perang Amerika Serikat vs China.
Militer Indonesia ternyata memiliki kekuatan penting dalam hubungan antara geopolitik negara lain.
Sejak dulu, hubungan militer Indonesia dengan negara lain sangat berpengaruh termasuk dengan Amerika dan China.
Baca Juga: Bahan bakar pertalite akan dihapuskan pada tahun 2024 dan digantikan oleh Pertamax Green 92?
Namun belakangan ini banyak yang bertanya-tanya apakah Indonesia sedang berperang dengan negara lain.
Pasalnya, Indonesia kini tengah berusaha membeli dan mengakuisisi 128 jet tempur dari berbagai negara.
Rinciannya ialah membeli 24 unit jet tempur F-15 EX dari Amerika Serikat, Llalu 42 Rafale dan 12 Mirage 2000 dari Prancis.
Kemudian berencana mengakuisisi 50 jet tempur generasi baru KF-21, sebuah upaya kolaboratif yang dilakukan bersama dengan Korea Selatan. Namun Jakarta hanya memiliki 20 persen saham dalam program ini.
Lantas, apakah Indonesia sedang berperang? Jawabannya adalah upaya militer Indonesia memperkuat alutsistanya selain karena ingin modernisasi namun juga bersiap dengan masalah yang ada.
Yakni untuk mencegah ancaman terus-menerus dari China karena sengketa wilayah yang berkepanjangan seperti di Pulau Natuna.
Baca Juga: Gokil! India Siap Kirim Pesawat Antariksa ke Matahari Usai Keberhasilannya Menuju ke Bulan
Hal ini membuat militer Indonesia tanpa henti melakukan akuisisi pesawat militer mutakhir untuk Angkatan Udaranya.
Miguel Miranda selaku pengamat militer dari Filipina mengatakan alasan mengapa Indonesia melakukan diversifikasi pembelian untuk mempertahankan wilayahnya, seiring permainan kekuatan militer dari negara lain.
Apalagi banyak pertanyaan soal bagaimana bisa Indonesia memborong banyak pesawat tempur meski ekonominya sedang lesu.
Miranda pun menjawab bagaimana peran pentingnya Indonesia termasuk dalam konflik antara Amerika dan China.
“Dari sudut pandang Amerika, Indonesia berperan penting dalam strategi ‘Indo-Pasifik’ untuk membendung China,” ucapnya, dilansir dari EurAsian Times.
“Jangankan geografi, setiap jalur perairan dan hubungan maritim antara rangkaian pulau pertama dan Pasifik Selatan terhubung ke seluruh dunia melalui Indonesia.” lanjutnya.
Telah lama diketahui bahwa Indonesia mungkin akan mempengaruhi keseimbangan strategis Indo-Pasifik.
Ini adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di tengah Samudera Pasifik dan Hindia.
Di era konflik kekuatan besar Amerika-China kekuatan ekonomi negara ini yang semakin besar, sejarah kepemimpinan regional.
Serta kendali atas jalur laut yang penting tampaknya telah menentukan bahwa negara ini akan menjadi titik tumpu geopolitik.
Miguel Miranda juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekuatan militer kelas menengah.
Sehingga bisa mempengaruhi politik global, namun Indonesia tidak mempunyai kekuatan dan kekuatan militer untuk mendukung pengaruhnya.
Dengan sanksi keras Amerika terhadap Rusia yang berlaku sejak tahun 2014, tidak mengherankan jika Indonesia menghidupkan kembali persahabatan lama ketika Rusia tidak bisa hadir.***