

InNalar.com Dalam buku yang berjudul Biografi daripada Soeharto mengungkap filosofi hidupnya.
Soeharto pada masa sekolahnya dititipkan pada mantri tani, yang merupakan adik dari Kertosudiro (ayah Soeharto),
Pada saat itu Kertosudiro meminta tolong kepada adiknya untuk membimbing Soeharto dan diberi pendidikan yang baik.
Baca Juga: Unjuk Keterampilan dalam Militer, Soeharto Sempat Bongkar Rahasia Dibalik Serangan Umum 1 Maret 1949
Soeharto yang dititipkan merasa senang tinggal di sana bersama sembilan sepupunya.
Ia merasa tidak dibedakan dengan anak-anak dari pamannya. Pada saat itu Soeharto belajar banyak hal.
Saat itu ia mempelajari segala sesuatu termasuk pertanian dan keagamaan.
Selain mempelajari pertanian dan akademik, sang paman juga mengenalkan Soeharto dengan nilai-nilai luhur Jawa.
Pelajaran mengenai nilai luhur jawa itulah yang menjadi filosofi hidup Soeharto.
Ia mengenalkan ajaran tiga ‘Aja’, seperti yang disebut aja kagetan, aja gumunan, dan aja dumeh.
‘Aja’ yang berarti ‘Jangan’ dalam bahasa Indonesia merupakan larangan.
Dari ketiga ‘Aja’ tersebut artinya adalah jangan kagetan, jangan heran dan jangan mentang-mentang. Itulah yang menjadi salah satu filosofi yang dipegang oleh Soeharto.
Ia juga diajarkan yang diperoleh pada masa ini yaitu, hormat kepada Tuhan, guru, pemerintah, dan kedua orang tua.
Tidak hanya itu, ia juga diajarkan budaya Islam maupun Jawa dan melakukan puasa Senin-Kamis.
Dalam buku ini, ia mengatakan bahwa kehidupan disini sangat berpengaruh dalam pembentukan karakternya.***